Tips Memilih Backpack

Tips Memilih Backpack

Memilih backpack untuk traveling itu gampang-gampang susah. Gampang, karena pilihan yang tersedia bisa dikatakan cukup banyak di pasaran. Susah, karena tidak semua pilihan backpack yang tersedia di pasaran, cocok dengan keperluan dan selera kita. Giliran cocok dengan keperluan dan selera kita, biasanya harganya gak kira-kira. Giliran duitnya ada, tipe backpack-nya sudah gak diproduksi lagi. Giliran diproduksi lagi, gak keluar di sini. Mau ajak berkelahi, badan penjaganya gede tinggi. Saya gak berani. #fiuh

Waktu yang saya butuhkan untuk menetapkan pilihan backpack yang sesuai kriteria dan harapan, bisa sampai berbulan-bulan. Membaca beragam referensi di internet jelas saya lakoni. Tujuannya, sebagai bahan pembanding, antara apa yang ada di dalam benak saya dengan pengalaman orang lain—yang sudah tentu berbeda-beda.

Semakin panjang proses risetnya, semakin bingung pula saya dibuatnya. Nah, untuk kalian yang memiliki masalah serupa—kesulitan memilih backpack yang sesuai kebutuhan—berikut ini saya sarikan langkah-langkah apa saja yang bisa diambil sebagai bahan pertimbangan. Harapannya, semoga proses kalian dalam menentukan pilihan backpack yang sesuai harapan jadi lebih gampang.

 

Back system

Back system adalah sistem/konstruksi bagian ransel yang bersentuhan langsung dengan punggung kita saat mengenakannya. Karena back system (berdasarkan pengalaman pribadi) ini sangat berpengaruh pada faktor kenyamanan selama dalam perjalanan, maka ia harus dijadikan prioritas utama saat memilih ransel.

backpack back system

backpack back system

Harga, jelas bukan jaminan kenyamanan. Tapi, bila harga mahal saja tidak bisa menjadi jaminan sebuah ransel akan nyaman digunakan, apalagi yang murah. Ya, kan?

Namun demikian, ransel yang harganya relatif mahal tentu bisa sedikit diharapkan. Setidak-tidaknya, masih ada kemungkinan sang produsen telah melakukan penelitian yang mendalam sebelum ransel produksinya dilempar ke pasaran—entah itu penelitian yang berkaitan dengan kenyamanan, kekuatan, bahan yang digunakan, fungsionalitas, keselamatan, dan lain sebagainya.

Dengan saya berkata demikian, bukan berarti saya mendewa-dewakan barang mahal. Karena, yang namanya mahal atau murah itu sangat relatif. Tergantung siapa yang menyebut, bagaimana keadaan finansialnya saat itu, apa keperluannya, bagaimana ketersediaan barangnya, dan lain-lain.

Sebuah ransel yang berharga mahal, bisa menjadi murah kalau kondisi keuangan kita sedang berlimpah. Pun sebaliknya, ia bisa menjadi mahal kalau kita tidak sedang membutuhkannya.

Sekarang, mari kita lihat beberapa poin yang bisa dijadikan acuan dalam pemilihan back system yang baik:

  • Sirkulasi udara

Sirkulasi udara yang baik dapat menghemat pengeluaran tenaga hingga 30 persen. Penghematan tenaga ini didapat dari berkurangnya panas yang dihasilkan tubuh—terutama di bagian punggung—akibat kecilnya luas penampang ransel yang bersinggungan langsung dengan punggung. Selain itu, kualitas bahan ransel yang baik juga membantu pelepasan panas tubuh menjadi lebih optimal.

Berkaitan dengan sirkulasi udara, pilihan saya jatuh pada back system bertipe jaring (mesh). Dan, setelah berkali-kali digunakan, bertambah yakinlah saya, bahwa pilihan tersebut adalah tepat.

  • Panjang torso

Torso adalah istilah anatomi untuk tubuh bagian atas—mulai dari pangkal leher sampai ke pinggang. Setiap orang memiliki ukuran torso yang berbeda-beda. Ada yang pendek (biasanya wanita), dan ada pula yang panjang (biasanya pria).

Untuk mengetahui apakah sebuah ransel memiliki ukuran yang sesuai dengan panjang-pendek torso kita, cara yang paling mudah adalah dengan menggunakannya. Yang harus dilakukan pertama adalah, kencangkan shoulder strap, kemudian kencangkan dan kunci hip strap/hip belt.

Bila posisi jatuh beban pas di pinggang, berarti ukuran back system ransel tersebut telah sesuai dengan panjang torso kalian. Namun, bila posisi jatuh beban berada di pinggul, berarti back system ransel tersebut terlalu panjang. Sebaliknya, bila posisi jatuh beban berada di atas pinggang, berarti back system ransel tersebut terlalu pendek.

Ukuran back system yang tidak sesuai dengan panjang torso, akan membuat kita mudah merasa lelah, karena bagian tubuh yang seharusnya terbebas dari tekanan kini dipaksa menanggung beban—akibat terjadinya pergeseran titik jatuh beban. Analogi sederhananya, ibarat kita yang terbiasa berjalan tegak, kemudian dipaksa berjalan jongkok.

  • Bantalan

Bahan busa yang digunakan sebagai bantalan ransel sangat beragam. Ada yang keras, lembut, membal, lembam, tipis, tebal, dan lain-lain. Untuk kenyamanan, pilihlah bantalan back system yang tebal namun membal dan lembut (tidak kaku).

Bantalan yang keras, selain menyakitkan, juga dapat mengakibatkan resam/lebam. Dalam jangka panjang, ia akan berubah menjadi siksaan, terutama bila beban yang kalian sandang beratnya gak kepalang.

Selain bantalan pada back system, beri perhatikan juga pada bantalan bahu (shoulder strap). Karena bantalan yang terlalu tipis membuat beban yang kita bawa akan terasa berat, sekali lagi, pilihlah bantalan bahu yang relatif tebal dan membal. Sesuaikan juga lebar shoulder strap dengan lebar bahu kita agar tidak menyakitkan dan terasa nyaman.

Bila memungkinkan, pinjamlah ransel—dengan tipe dan merek berbeda—milik beberapa teman, dan gunakan selama berjam-jam. Sedikit banyak, cara ini dapat membantu dan meningkatkan feeling kalian saat menentukan apakah konstruksi sebuah ransel itu nyaman digunakan atau tidak.

  • Fleksibel/lentur

Back system yang fleksibel/lentur memudahkan kita dalam melakukan gerakan-gerakan tertentu tanpa harus melepaskan ransel terlebih dahulu. Dan karenanya, gerakan dan waktu yang kita gunakan akan menjadi lebih efisien.

 

Disain

Setelah back system, pertimbangan berikutnya dalam memilih backpack adalah disain. Disain backpack yang baik, selain harus memenuhi kriteria estetika, juga harus dapat mengakomodasi pengguna dengan fitur-fitur yang bermanfaat selama masa-masa backpacking trip. Beberapa fitur tersebut adalah sebagai berikut:

  • Warna

Pilihan warna backpack saat ini lebih bervariasi bila kita bandingkan dengan 10-20 tahun yang lalu. Kini, hampir semua produsen berlomba-lomba menggunakan warna-warni cerah nan eye catching.

Namun demikian, untuk pertimbangan keamanan, terutama untuk aktifitas alam bebas, warna-warna dengan rentang gelombang yang panjang seperti merah, oranye/jingga, dan hijau, sangat dianjurkan.

Kenapa?

Karena warna-warna tersebut masih dapat dilihat oleh mata telanjang pada jarak berkilo-kilo meter. Jadi, seandainya kita tersesat di hutan, diharapkan, tim penolong akan lebih mudah menemukan posisi kita. Itulah sebabnya, mengapa lampu lalu lintas menggunakan warna merah, kuning (oranye/jingga), dan hijau. Serta, tim SAR dan Flight Data Recorder (FDR) atau yang sering kita sebut dengan black box pesawat menggunakan warna oranye/jingga.

Sementara untuk wisata urban (perkotaan), warna-warna ini bisa kita abaikan. Kalian bisa menggantinya dengan warna-warna gelap agar backpack tidak mudah kotor, atau menggantinya dengan warna-warna cerah agar tampak lebih ceria.

  • Bentuk

Bila kalian membandingkan backpack pada jaman dahulu dengan saat ini, bentuknya telah mengalami pergeseran. Bila dahulu konstruksi backpack cenderung melebar ke samping (dan ‘gemuk’ belakang), maka pada saat ini bentuknya cenderung memanjang ke atas.

Kedua bentuk ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jenis backpack yang melebar ke samping masih banyak digunakan oleh tentara. Biasanya tingginya pun tidak melebihi pundak/bahu. Tujuannya, agar pandangan ke arah belakang tidak terhalang, sehingga bila ada musuh datang dari arah belakang akan lebih mudah diantisipasi.  Selain itu, bentuk backpack yang melebar akan memudahkan penggunanya dalam menerabas lebatnya hutan, terutama saat melewati tumbangan-tumbangan pohon—yang memaksa kita untuk membungkuk, kadang merangkak.

Sementara jenis backpack yang memanjang ke atas cenderung memudahkan aktifitas urban seperti saat naik-turun transportasi/angkutan umum. Backpack yang ramping dapat mengurangi intensitas persinggungan antara kita dengan penumpang lain.

  • Kantong

Jumlah kantong yang banyak dapat digunakan sebagai tempat menaruh barang secara tematik. Dan karenanya, waktu yang kita gunakan untuk mencari suatu barang menjadi lebih cepat dan efisien.

Memiliki backpack yang hanya memiliki satu kantong utama, mungkin akan terlihat lebih simpel, namun bayangkanlah pada saat kita membutuhkan suatu barang, dan barang tersebut ‘tertimbun’ di antara barang-barang lain. Apa yang terjadi? Kita harus membongkar setiap barang yang berada di atasnya untuk sampai ke barang yang dimaksud. Ini jelas merepotkan.

  • Fungsionalitas

Jangan sepelekan fungsi-fungsi tambahan backpack, seperti; sistem hidrasi (wadah hydro pack), kait trekking pole, compression strap (pengatur besar-kecil ruang ransel), kantong hip strap/hip belt (untuk meletakkan uang receh, pisau lipat, kompas, dan benda-benda kecil lain), chest strap, hip strap/hip belt, cover bag, wadah botol minum, dan lain-lain.

Backpack dengan beberapa fungsionalitas lebih, tentu jauh lebih baik ketimbang backpack yang minim fungsionalitas. Kenapa? Karena kita tidak akan pernah tahu kapan akan membutuhkannya sampai saat itu terjadi.

  • Penutup backpack

Backpack yang digunakan untuk petualangan alam liar lazimnya memiliki penutup di bagian atas. Ia bisa berupa kompartemen (kantong), atau hanya lembaran yang berfungsi sebagai penutup saja (tanpa kantong). Bila memungkinkan, pilihlah yang berupa kompartemen, karena berdasarkan pengalaman pribadi, kompartemen atas adalah kantong yang paling mudah dan paling banyak diakses ketimbang kantong lainnya.

Di pasaran, kompartemen atas ada 2 macam, yaitu; fixed dan adjustable.

Cara mengetahui sebuah backpack memiliki kompartemen atas fixed atau adjustable cukup mudah. Kita hanya perlu memperhatikan angka ‘liter’ yang tertera pada backpack tersebut. Bila terdapat tanda ‘+’ (plus)—seperti; 30+5, 40+10, atau 60+15—berarti backpack tersebut memiliki kompartemen atas yang dapat diatur. Di mana angka yang tertera di belakang tanda ‘+’ (plus) merupakan ukuran liter maksimal yang bisa kita gunakan sebagai wadah barang tambahan.

Sebaliknya, bila sebuah backpack hanya mencantumkan sebuah ukuran, tanpa embel-embel tanda ‘+’ (plus) dibelakangnya—seperti; 45L, 65L, atau 35—maka bisa dipastikan, kompartemen atas backpack tersebut bertipe fixed.

Dari segi fleksibilitas, kompartemen atas bertipe adjustable tentu lebih unggul. Karena (lagi-lagi), kita tidak akan pernah tahu, adakah barang tambahan yang akan masuk ke backpack atau tidak, selama masa traveling berlangsung. Kalaupun tidak ada barang tambahan selama masa traveling, biasanya packing yang berantakan akan membuat volume backpack terasa bertambah. Gak percaya? Boleh coba.

Sementara untuk kompartemen bertipe fixed, kita tidak bisa menambah muatan yang melebihi ukuran ‘liter’ backpack tersebut.

  • Ukuran

Ukuran backpack ibarat 2 sisi mata uang. Ia bisa jadi kelebihan, tapi seringkali menjadi kutukan.

Jadi kelebihan, kalau memang daftar barang yang perlu kita bawa cukup banyak jumlahnya dan membutuhkan ruang yang lapang.

Jadi kutukan, kalau barang yang perlu kita bawa sebenarnya gak banyak-banyak amat, tapi karena masih ada ruang sisa—yang biasanya membuat tampilan backpack terlihat jelek—kita jadi ‘gatal’ untuk memasukkan benda-benda lain yang sebenarnya tidak perlu dibawa, hanya agar tampilan backpack tersebut (kembali) terlihat menarik.

Kutukan lainnya; ukuran backpack yang besar hampir bisa dipastikan akan menjadi “lokasi evakuasi” untuk barang-barang keperluan kelompok yang sudah tidak muat lagi dimasukkan ke dalam backpack teman-teman lain.

Kalau ringan, mungkin kita masih bisa senyum senang. Tapi kalau berat, wah, dijamin emosi jiwa ujung-ujungnya.

Belum lagi ditambah dengan jarak tempuh yang teramat jauh. Tambahkan dengan, medan yang rata-rata menanjak semua. Tambahkan dengan, kalian ditinggal sendirian di belakang oleh rombongan. Tambahkan dengan, kalian seorang diri tersesat di jalan.

Wih… kalau kejadiannya memang seperti ini, saya yakin, yang salah bukan bebannya. Tapi, diri kaliahlah yang harus di-ruqyah. Kok, ya bisa-bisanya derita dunia diborong semua?

 

Harga

Yang terakhir dan tak kalah penting untuk dipertimbangkan saat memilih ransel adalah harga. Bicara komponen harga, bisa dibilang ia masuk ke ranah grey area alias relatif. Karena, mahal-murahnya sebuah ransel akan sangat bergantung pada beberapa faktor eksternal—seperti; disain, ketersediaan, keunikan, dan lain-lain—yang bermuara pada faktor internal (kepuasan) kita masing-masing.

harga backpack

harga backpack

Sepanjang ransel tersebut dapat mengakomodasi seluruh keperluan pribadi dan setara dengan kemampuan ekonomi, bagi saya sudah cukup. Karena dengan begitu, ia tidak lagi menjadi barang yang bisa dibilang murah atau mahal.

Ingat! Ransel yang baik adalah sama dengan investasi jangka panjang. Pada awalnya, harga sebuah ransel mungkin akan terasa (sangat) mahal. Tapi bila menghitung-hitung rasio panjangnya masa pakai dengan jumlah uang yang kita keluarkan, nilai ekonomis yang akan kita dapatkan tentu jauh lebih tinggi.

Percuma kan, beli ransel murah kalau mudah rusak? Sama percumanya dengan beli mahal tapi jarang dipakai. Intinya, apapun merk ransel yang akan kalian beli, sesuaikanlah antara keperluan dengan kemampuan. Dengan keduanya berimbang, hasil akhirnya tentu akan sepadan. [BEM]