Helaran Khitanan Saung Angklung Udjo

Helaran Khitanan Saung Angklung Udjo

Sambil menari-nari dari entrance kiri, anak-anak lelaki beriring-iringan (helaran) masuk ke arena pertunjukan. 3 anak paling depan menunggangi jaran kepang, 4 remaja di belakangnya mengiringi dengan umbul-umbul warna-warni yang diikatkan pada sebatang bambu panjang. Di belakangnya lagi, 2 remaja mengusung tandu/jampana yang diduduki seorang anak yang (digambarkan) akan dikhitan.

Tak ketinggalan, payung songsong (payung agung/payung kebesaran) yang dibawa seorang remaja lain, diposisikan sedemikian rupa di sebelah kiri raja kecil sehari ini – supaya ia terlindungi dari terpaan sinar matahari.

Kepala Helaran Khitanan

Kepala Helaran Khitanan

Formasi Tandu (Jampana) Khitanan

Formasi Tandu (Jampana) Khitanan

Pada masa lalu, selain berguna sebagai pelindung dari cuaca bagi pemakainya, payung ini juga berfungsi sebagai simbol prestise. Simbol kebanggaan yang menunjukkan status sosial dari kalangan mana pemakainya berasal. Maka jangan heran kalau kemudian ia dijadikan sebagai benda pusaka oleh para bangsawan hingga kalangan kerajaan.

Ekor Iring-iringan Helaran Khitanan

Ekor Iring-iringan Helaran Khitanan

Pada bagian ekor helaran (kirab/arak-arakan), belasan anak-anak dan remaja putri mengakhiri barisan seraya memainkan sebuah angklung di tangan masing-masing. Dalam pakaian adat Sunda beragam warna, mereka semua tampak riang gembira menunjukkan kebolehannya.

Formasi seperti ini bukanlah standar format baku, jika kalian mengiranya demikian. Kecuali kelompok pembawa tandu bambu/jempana yang 4 orang, jumlah personil iring-iringan bisa berubah kapan saja tergantung situasi dan kondisi.

Di kehidupan tradisional masyarakat Sunda, tradisi helaran seperti ini biasanya dilakukan untuk mengiringi upacara khitanan mau pun upacara panen padi. Pada helaran khitanan, ia berguna untuk memberi hiburan kepada anak yang akan dikhitan supaya tidak bosan dan terhibur.

Atraksi Kuda Lumping untuk Menghibur Anak Yang Dikhitan

Atraksi Kuda Lumping untuk Menghibur Anak Yang Dikhitan

Bagaimana cara menghiburnya? Yaitu dengan diarak keliling desa, sementara teman-temannya yang lain, mengiringi sambil beratraksi. Mulai dari pencak silat, kuda lumping, memperagakan permainan tradisional, menari, hingga menyanyi. Supaya suasana helaran khitanan Saung Anglung Udjo lebih meriah lagi, alunan musik instrumental angklung Salendro/Pentatonis pun turut pula dimainkan. [BEM]

Bersambung…