Pada April 23, 2015 yang lalu, Mister Aladin, situs online booking travel baru yang berkantor pusat di Jakarta, mengadakan acara Kongkow Bareng Food & Travel Blogger di Café Batavia.
Sesuai judulnya, acara ini mengundang para travel blogger dan food blogger yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Tak ketinggalan, beberapa awak media diajak serta. Sebagian besar blogger undangan telah hadir memenuhi ruangan. Sisanya, satu per satu menyusul kemudian. Digawangi Azis Doa Ibu dan Awwe (Andi Wijaya), 2 komedian standup, acara pun dimulai.
Barry Kusuma, pembicara yang berprofesi sebagai travel photographer itu, didaulat ke depan untuk membawakan materi pertama bertema “Jalan-jalan Dapat Duit.”
Dari pengalamannya selama bertahun-tahun, menjual foto adalah jenis yang paling banyak menghasilkan pundi-pundi uang – selama tidak menjualnya di microstock photography. Mengapa?
Karena dalam industri stock photography, microstock photography itu identik dengan yang namanya micropayment alias foto berlisensi Royalty Free (RF) yang kita miliki dihargai dengan sangat rendah ($0.2 – $10). Wajar, karena pada genre microstock, siapa pun bisa menjual foto hasil jepretannya, tak peduli bagaimana kualitasnya. Karena ‘syarat’-nya cenderung lebih ringan, maka tak heran kalau koleksi microstock banyak didominasi ‘amatiran’ dan kalangan penghobi.
Khusus untuk yang belum paham apa itu RF, mari saya berikan sedikit gambarannya. Jika seseorang membeli sebuah foto berlisensi RF, maka dia berhak menggunakan materi hak cipta atau kekayaan intelektual tersebut tanpa perlu membayar biaya royalti atau lisensi lagi. Bahkan foto tersebut juga bisa dia jual sebanyak-banyaknya tanpa perlu izin dari kita sebagai pemegang hak cipta.
Sebaliknya, sangat disarankan menjual koleksi foto yang kita miliki pada situs-situs berjenis macrostock photography. Karena selain harga jual yang ditetapkan relatif tinggi, foto jenis ini biasanya lebih banyak digunakan oleh kalangan korporat, agensi iklan, atau editorial media.
Bagaimana dengan lisensinya? Tidak seperti microstock photography, macrostock photography menggunakan lisensi Rights Managed (RM). Artinya, nilai lisensi yang harus dibayarkan, ditentukan dari peruntukan penggunaan foto tersebut. Bisa berdasarkan durasi, ukuran, eksklusifitas, industri pengguna, wilayah, dan lain sebagainya.
Setidak-tidaknya, ada 2 raksasa stock photography yang cukup terkenal di dunia, yaitu Getty Image dan Corbis.
Menurutnya, berdasarkan pengalaman dan perjalanan karirnya selama ini di industri travel photography, telah terjadi pergeseran kebiasaan antara fotografer pejalan di masa lalu, dengan sekarang.
Dahulu, untuk bisa menghasilkan uang dari membuat foto perjalanan, seorang fotografer hanya bekerja berdasarkan penugasan saja. Itu pun masih dituntut harus memiliki peralatan fotografi kelas mumpuni yang harganya sangat mahal. Tidak terjangkau kantong awam. Belum lagi informasi mengenai lokasi yang ketersediaannya sangat minim sekali. Pokoknya segalanya harus dilakukan secara konvensional.
Coba bandingkan dengan sekarang…
Saat ini kita benar-benar dimanja teknologi. Dengan semakin maraknya penggunaan internet sejak sekitar 2 dekade lalu, riset materi dan lokasi foto jadi lebih mudah. Sangat mudah, malah. Material pembuat perangkat fotografi pun menjadi semakin ringan saja. Dari segi ukuran pun demikian, yang awalnya segede ‘gaban,’ kini ukurannya cuma segenggaman tangan. Pengoperasian yang dulunya rumit, kini tidak lagi berbelit bahkan cenderung asyik. Thanks to technology.
Lantas, untuk mencari uang bagaimana?
Tentu ada pergeseran pola. Kalau semula, fotografer hanya dituntut memiliki skill fotografi saja, kini seorang fotografer juga dituntut harus bisa membaca dan menulis. Sekaligus menjual, kalau perlu. Shot, write, and sell.
Lagi-lagi, dengan bantuan teknologi, menjual sesuatu kini jadi lebih mudah. Dengan semakin berkembangnya platform social media, aktifitas berbagi dan update karya bisa dilakukan secara instan. Real time. Tak lagi terbatas waktu dan jarak seperti dahulu.
Namun begitu, seiring perkembangan teknologi, insiden pembajakan foto pun kian marak terjadi. Nah! Untuk menghindari pembajakan seperti ini, sebelum foto tersebut diunggah ke internet, ada baiknya kalian resize dengan sisi terpanjang maksimal 700 pixel, resolusi 72 dpi, dan simpan dengan kualitas gambar 70%. Jangan lupa bubuhkan watermark sewajarnya, sehingga tidak mengganggu orang lain menikmati foto hasil jepretan kalian.
Supaya karya kalian cepat dikenal orang, jangan lupa sharing melalui sosial media, seperti Instagram, Twitter, Facebook, Blog, Pinterest, dan lain-lain.
Mention akun-akun sosial media besar yang masih satu genre dengan visi-misi passion fotografi kalian. Untuk kategori Travel Photography khusus Indonesia, coba mention akun besar semisal @indtravel dan @liburanlokal. Mau mention @greatindonesia pun tidak apa-apa. Tapi ingat! Jangan overdosis, karena selain bisa dianggap mengganggu, akun kalian juga berpotensi di-block atau di-report as spam.
Bagaimana dengan hashtag? Wah, perlu itu untuk menyasar audience dengan topik-topik spesifik. Ikut bergabung dalam satu atau lebih komunitas online pun sepertinya patut kalian pertimbangkan, karena ia bisa menjadi semacam pengungkit yang cukup efektif yang bisa membantu supaya eksposure/brand awareness kalian cepat menyebar di kalangan peminat hobi yang sama.
Setidaknya, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk bisa menjual stock foto hasil jepretan kita, di antaranya yaitu;
- RAW + JPEG Fine. Untuk memperoleh hasil optimal, selalu gunakan kualitas foto ini.
- Foto lengkap. Semakin lengkap koleksi foto yang kita miliki, semakin tinggi pula peluang keberhasilan penjualan foto-foto tersebut. Agensi pencari foto akan lebih tertarik membeli foto dari seorang fotografer yang memiliki portfolio lengkap, mulai dari alam, budaya, hingga portrait. Kenapa? Karena dengan begitu, mereka tak perlu lagi mencari-cari kekurangan materi (foto) dari fotografer lain. Atau dalam bahasa kita sehari-hari, ogah ribet.
- Lensa range + tele. Kata orang, posisi menentukan prestasi. Tak beda halnya di dunia fotografi perjalanan. Tidak semua lokasi wisata “menyediakan tempat” ideal supaya kita bisa mengambil sudut foto terbaik. Posisi objek foto kadang terlalu dekat, kadang terlalu jauh. Untuk mengantisipasi hal ini, kalau memang ada dan memungkinkan, bawalah selalu lensa wide, range atau tele. 7-14mm boleh, 100-300mm juga boleh.
- Traveling first. Perbanyak portfolio foto dan konten. Tak bisa dipungkiri, agensi-agensi besar pasti bakal menanyakan beberapa hasil karya kita. Supaya mau membeli, mereka harus diyakinkan dulu, tentu. Tanpa portfolio yang banyak, apa iya, agensi-agensi ini mau, membeli foto dari kita? Kalau pun mau, mungkin itu karena faktor pertemanan, atau kebetulan saja.
- Jual foto kalau sudah terkumpul lebih dari 12 propinsi. Kenapa 12? Karena jumlah propinsi tersebut juga mewakili jumlah bulan dalam setahun. Foto-foto kalian kan bisa dibeli untuk digunakan sebagai pemanis kalender suatu perusahaan.
- Be creative, be different. Gunakan sudut pengambilan gambar yang tidak biasa. Semakin kreatif, semakin baik. Karena dengan begitu, tanpa teknik mumpuni sekali pun, foto kita tetap mampu ‘berbicara’ kepada audince-nya.
Tak hanya sharing pengetahuan, di sela-sela sesi, Barry juga membagi-bagikan sekitar 5 buku berukuran saku bertitel ‘Ende’ secara gratis. Tapi ada syaratnya; harus bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. Diteruskan dengan pemutaran video perjalanan, ‘Tabalong’ dan ‘Anambas,’ maka berakhir jualah sesi berbagi ilmu kali ini.
Sesi kedua, dilanjutkan oleh Ferdi, Nita, dan James Pranoto selaku Deputy Head of Travel Mister Aladin (tuan rumah acara). Dengan seragam kasual, polo shirt biru tosca dipadu celana jeans, satu per satu mereka mulai presentasi. Memperkenalkan Mister Aladin, kepada teman-teman blogger yang datang. Atau, istilah kerennya, Brand Introduction.
Di industri travel Indonesia, Mister Aladin masih terbilang pemain baru. “Kita berdiri tahun 2015 ini,” terang Ferdi saat ditanya salah satu teman blogger. Tapi jangan salah, walau pun masih seumur jagung, Online Travel Agency (OTA) ini sudah berani memberikan diskon mulai dari 40% sampai dengan 90%, sudah termasuk pajak tanpa tambahan biaya apa pun. Tentu ini sesuai dengan konsep dan misi mereka menginspirasi setiap orang untuk menjelajahi dunia.
Target market yang disasar adalah mereka-mereka yang berjiwa muda, berusia 20 tahun ke atas, memiliki semangat bertualang, dan mengerti teknologi. Sebagaimana tagline mereka, “Teman Travel Terbaikmu,” selain rajin memberikan “harga teman,” Mister Aladin juga tak segan memberikan tips-tips perjalanan yang bisa dimanfaatkan para petualang.
Setidak-tidaknya, ada 2 produk utama yang ditawarkan, yaitu; Hotel dan Deals.
Untuk kalian yang membutuhkan penginapan dekat dengan lokasi wisata tujuan, Mister Aladin bisa diandalkan. Takut hotel yang kalian pesan, bermasalah? Jangan khawatir, pada setiap hotel yang direkomendasikan, telah dilengkapi fasilitas rating dari Mister Aladin sendiri dan dari Trip Advisor. Sehingga dengannya kita bisa menentukan pilihan apakah tetap akan memesan hotel tersebut atau mencari alternatif hotel lainnya.
Dalam setiap rencana perjalanan, tak jarang, faktor harga dijadikan bahan pertimbangan pertama dan utama. Terutama bagi para budget traveler. Kalau kalian termasuk traveler jenis ini, saat mencari hotel tempat menginap, pastikan mengecek bubble berwarna orange pada hasil pencarian, untuk mengetahui besaran diskon yang tersedia. Sejauh pencarian saya, Pullman Bali Legian Nirwana adalah hotel dengan diskon paling besar yang bisa didapatkan lewat Mister Aladin. Mencapai 91% untuk tanggal booking; May 9-10, 2015.
Tak sampai di situ saja, Mister Aladin juga menawarkan berbagai produk jasa mulai dari transportasi, aktivitas, restoran, spa, dan lain sebagainya. Khusus untuk travel deals, Mister Aladin tak main-main dalam menetapkan potongan harga. “Minimal, harus 40% lebih murah di bawah harga standar,” terang Ferdi, menambahi keterangan James.
Dan, demi menjamin transaksi online yang cepat serta aman bagi pengguna, Mister Aladin menerapkan sistem enkripsi 256 bit Secure Socket Layer (SSL) yang merupakan level pengamanan tertinggi transaksi perbankan saat ini. “Pokoknya jangan khawatir, transaksi online kita aman,” jamin Ferdi menjelang acara berakhir.
Tak lengkap rasanya kalau acara Kongkow Bareng Food & Travel Blogger ini hanya menutrisi otak saja. Perut kami pun butuh nutrisi juga. Karenanya, sebagai penutup, acara ini diakhiri makan bersama peserta dan panitia. Salam. [BEM]
jadi begitu ya kak caranya..sambil jualan foto, tapi imbang gak sama biaya perjalannya kesana kemari sbg traveller..
Kecuali kelas kita sudah profesional, banyakan sih gak seimbang ya. Tapi kalo cuma sekedar isengan, ya lumayan. 🙂
hi ,
salam, mau tanya acara seperti ini ada kapan lagi bu/pak? seru juga ya
Salam.
Wah, saya kurang tahu kalo soal itu.
Mungkin Ibu/Bapak bisa tanyakan langsung ke Mbak Sistha Anindya selaku panitia acara.
Mas Bembiiii.. itu captionnya bisa bikin ratingku turun 😐
eh!!!… gitu ya? hahaha…
yasudah, kamu mau pesen caption apa, nanti biar kuganti sesuai request. :p
ganti gini aja mas: diam2 motret Defi yang lagi sibuk motret 😀
berarti gantian ratingku yang bakal turun dong? hahaha…
gini aja, kutambahin caption requestmu di depan captionku. biar adil.
jadi biar rating kita sama2 turun. #lah :p
ya udah gpp kalo gak mau ganti captionnya, tapi mas Bem siap2 aku masukin daftar situs yang suka motret diam2 😛
haduh, gak bisa menang ini, kalo begini caranya… hahaha… :p
asikk pesaing berkurang satu, hhihi..
hehehehe… :p
Salam kenal, saya secret admirer anda #loh?
Dari ga sengaja saya cari referensi untuk trip ke Menjangan
dan sampai sekarang keterusan buka nih blog
Bahasa, foto, dan cerita, disuguhkan dengan indah dan kocak 😀
Hehehe… salam kenal juga Rika. *duh, jadi berasa kayak kak rhoma
Saya juga, secret-secret, admirer kamu lho. #eaa
terima kasih ya udah mau baca artikel2 gak penting di sini. mudah2an cepet kapok. #lah! :p
Cieeee…..
Udah, itu aja..
Ciee ciee… yihii…
*btw, kita cie2in itu aja yang mana sih?
Iya, doakan saya ya mas, cepet move on dari (blog) mu #lah!!
Kalo di Surabaya, ada ga acara kyk gitu mas?
iya. amin. terimakasih ya doa-nya. *Lah! *TambahSingit
Untuk event serupa yang diadain sama Mister Aladin, belum ada kayaknya Ka.
Mungkin kamu bisa ikutin timeline mereka di @MisterAladinID
Tapi, kalo untuk pameran travel, kebetulan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur (East Java Government Culture and Tourism Service) lagi ngadain tuh, Judulnya “The 14th Majapahit Travel Fair 2015” mulai May 8-11, 2015, di Grand City, Surabaya. Info lengkapnya bisa kamu cek di majapahittravelfair.com
Masih nungguin travel deal 10 ribu ke thailand~ hehee *finger crossed*
Ati2 finger-nya sungsang. hehehe…
Saya dapat undangannya cukup mendadak, dan pas ditelpon untuk konfirmasi kehadiran, saya lagi di malang dan berat banget nyisihkan uang ke Jakarta 😦
next time mungkin bisa Qy. Kabarnya sih mereka mau adain acara kayak gini lagi. 😀
Amin deh 😀
Oohh yg duduk sebelah Defi kemaren ya kak
*mengingat-ingat*
Lho, kok tau?
*matalirikkirikanantakutketahuan,garu2kdagu
hahaha tau doonk, aku kan mengamati dari jauh 😛
Wah, berarti besok2 harus ngumpet2 nih. biar gak ketauan. :p
Wah seruuuuuu…dapet undangannya tapi bentrok jadwalnya 🙂
Wah, sayang banget. Mungkin undangan Mister Aladin berikutnya bisa ikutan, Om. Kabarnya, kalo gak salah, bakal dibikin lebih meriah dari yang ini. 😀