Category: Itinerary


Bila anda telah membaca/melihat 2 artikel sebelumnya; “Panduan Tersesat dan Pembuktian Rumus Perjalanan” dan photo essayPulau Pahawang” tentu merasa ada sesuatu yang kurang bukan? Ya. Itinerary—yang menjabarkan seluruh kegiatan selama menjelajah dan snorkeling di Pulau Pahawang berikut cara mencapai pulau tersebut.

Tenang. Demi mempermudah teman-teman sekalian, maka pada artikel kali ini sengaja saya khususkan pada pembahasan itinerary perjalanan secara mendetail, mulai dari berangkat hingga pulang, berikut dengan tips-tips sederhana yang bisa dijadikan pegangan.

Adapun, kedua link yang telah diberikan di awal tadi, ada baiknya dikunjungi. Karena, antara kedua artikel tersebut dengan artikel kali ini, memang sengaja dibuat saling terkait dan melengkapi.

Selamat membaca.

Peta Pulau Pahawang (Sumber - Bakosurtanal)

Peta Pulau Pahawang (Sumber – Bakosurtanal)

  Continue reading

Video Tim Raja Ampat – Indonesia Traveller 2012

Copyright: Fahmi Indraprana

 

Banyak yang meng-andaikan, backpacking ke Raja Ampat itu seperti mimpi yang tak terbeli. Saya pun merasa demikian pada awalnya. Membayangkan dana belasan juta hanya untuk ‘hura-hura’ beberapa hari saja, jelas membuat Raja Ampat masuk dalam waiting list dengan nomor paling besar di ujung sana—selalu.

Bisa sih diakali dengan menabung. Tapi mau sampai kapan? Yang sudah-sudah, baru terkumpul sedikit, getol banget ngelirik-lirik. Ujung-ujungnya, malah defisit.

Sekalinya sukses mengumpulkan uang, terasa sayang, begitu mau dikeluarkan. Kelamaan ditahan-tahan, malah ra keduman (tidak kebagian,) gara-gara dibelanjakan untuk pengeluaran-pengeluaran siluman—gak kelihatan. Serba tricky memang.

Continue reading

Halo teman-teman sekalian. Apa kabar? Adakah dari kalian yang berpikir untuk melakukan perjalanan lintas Surabaya-Madura-Bali? Kalau ada, kebetulan 3 kali nih—bukan ‘sekali’, karena tujuannya memang ada 3—disini saya akan berbagi sedikit pengalaman yang tertuang dalam bentuk sebuah rencana perjalanan. Seperti judulnya, saya akan meng-cover area-area seperti  Surabaya (House of Sampoerna) – Madura (kuliner Bebek Songkem Pak Salim) – serta Bali (Pulau Menjangan—snorkeling, Bukit Campuhan—trekking, Nusa Lembongan—snorkeling, dan Nusa Ceningan—exploring.)

Informasi yang disajikan pada itinerary kali ini sengaja dibuat sedetail mungkin, karenanya ia akan terasa sangat panjang. Ini dilakukan semata-mata untuk lebih mempermudah anda mendapatkan referensi dalam melakukan perjalanan – seperti yang pernah saya lakukan sebelumnya.

Perhatian!

Dikarenakan artikel ini relatif panjang, serta daya tahan membaca setiap orang yang berbeda-beda, bila anda merasa tidak kuat, lambaikanlah tangan ke arah kamera disana, disana, dan disana. Selanjutnya, tim kami akan mendatangi anda. Dan anda dinyatakan kalah pada uji nyanyi kali ini… #apasi @,@

Sudah sudah… cukup bercandanya. Sekarang mari kita masuk ke point utama.

 

DAY 0

(Perjalanan Menuju Surabaya)

18.30 – Berangkat menuju Surabaya—Stasiun Pasar Turi

Ketika berangkat, saya menggunakan Kereta Api Gumarang. Namun, bagi anda yang ingin memodifikasi itinerary ini dengan menggunakan kereta lain dan waktu keberangkatan yang berbeda, berikut saya berikan beberapa alternatif yang dapat digunakan—berkaitan dengan tujuan Stasiun Pasar Turi:

Gumarang (Bisnis/Eksekutif)

Stasiun Jakarta Kota (15.15) – Stasiun Pasar Turi (04.06)

Stasiun Pasar Senen (15.45) – Stasiun Pasar Turi (04.06)

Argo Bromo Anggrek Pagi (Eksekutif)

Stasiun Gambir (09.30) – Stasiun Pasar Turi (19.13)

Argo Bromo Anggrek Malam (Eksekutif)

Stasiun Gambir (21.30) – Stasiun Pasar Turi (07.10)

Sembrani (Eksekutif)

Stasiun Gambir (19.30) – Stasiun Pasar Turi (06.25)

Sebagai catatan saja, pada January 22, 2013 yang lalu, harga tiket Kereta Api Gumarang (kelas Bisnis) dengan tujuan Stasiun Pasar Senen – Stasiun Pasar Turi saya dapat seharga 170,000Rp. Karena harga tiket kereta yang ditetapkan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) selalu berubah-ubah, jauh-jauh hari sebelum perjalanan dimulai, lakukanlah riset harga tiket—termurah—terlebih dahulu, demi menekan pengeluaran biaya perjalanan.

Continue reading

Itinerary Gunung Papandayan

Gunung Papandayan

[ DAY 0 ]

22.30 –Menuju Terminal Guntur, Garut. Dari Terminal Kampung Rambutan, Jakarta.

Dengan menumpang bus AC Ekonomi Wanaraja yang bertarif 35,000 Rp per-orang, kami menuju Kota Garut malam itu. Dari luar, bus yang kami tumpangi ini terlihat bagus. Tapi dari dalam, jelas kurang terawat. Katup AC melompong. Airnya bocor membasahi kursi penumpang di bagian belakang. Kursi penumpangnya pun ikut bergerak maju-mundur kapan pun kami bergerak. Supirnya ugal-ugalan mengendalikan bus selepas dari Jakarta. Gaya mengemudinya jelas membahayakan penumpang. Walaupun mungkin tidak semua supir armada ini melajukan bus secara ugal-ugalan, saya tetap tidak merekomendasikannya untuk anda, kecuali terpaksa.

Sambil melaju, kenek mengutip ongkos dari para penumpang. Semuanya mudah ditagih, kecuali satu orang yang kebetulan duduk disebelah saya. Beberapa kali ditagih, tetap tidak bereaksi. Pembawaannya tenang seolah tak ada beban. Beberapa orang penumpang berinisiatif membantu sang kenek menagih ongkos kepada orang ini, namun tetap saja ia tak bergeming. Kegaduhan yang terjadi jelas-jelas tak dihiraukannya. ‘Mati kali,’ ucap salah seorang penumpang disebelah sana dengan wajah datar. Ucapan penumpang tersebut sontak memancing gelak tawa dari penumpang lainnya, termasuk saya. Namun tetap saja, tak membawa perubahan.

Continue reading

 

Sarapan Pagi di Ranu Kumbolo

 

Akhirnya sampai juga kita di serial terakhir cerita pendakian kami bertiga ke Puncak Mahameru. Sebuah perjalanan, yang bahkan sejak dimulai pun sudah begitu akrab dengan masalah. Mulai dari kehabisan tiket kereta, terpaksa berpindah-pindah kota sampai 5 hari lamanya, ketinggalan angkutan sewaan ke Ranu Pani, nyasar mencari tebengan bermalam, sampai deg-degan bakal kehabisan uang di Ranu Pani.

Itu pun belum ditambah dengan berbagai masalah yang harus kami hadapi selama masa pendakian berlangsung (akan dibahas di artikel ini). Jadi, bagaimana kelanjutannya? Ikuti terus ceritanya…

FYI: artikel ini merupakan versi revisi per January 27, 2017 (versi pertama di-upload pada October 02, 2012). Perbaikan besar-besaran (sekitar 90%) terjadi pada pemilihan kata-katanya saja agar lebih enak dibaca, plus sedikit penambahan informasi sisipan. Sementara jalan ceritanya masih sama dengan sebelumnya.

 

***

SEMERU – July 02, 2012

***

 

06.30    Bangun pagi

Ranu Kumbolo pagi itu sangat dingin.  Jaket, sleeping bag, sarung tangan, dan kaus kaki masih membelit tubuh saya seakan kekasih tersayang yang tak pernah mau dilepaskan.

Berbekal separuh nyawa dan streching seadanya (baca: ngulet), pagi ini kami mulai dengan ritual masak-memasak dari dalam tenda—masak air.

Suhu udara di luar sana masih terlalu dingin. Mau keluar, rasanya tidak mungkin. Tubuh ini masih butuh adaptasi. Sebagai booster, segelas teh hangat harus segera dibuat. Mana tahu bisa mengumpulkan nyawa yang separuhnya lagi.

Jam istirahat tadi malam benar-benar kurang. Badan saya jadi gampang goyang kiri-kanan. Kadang brikden sedikit begitu terkena angin dingin biar kata cuma se-emprit. Untung ada kompor yang bisa dijadikan penghangat badan. Tapi tetap gak boleh ngantuk, kalau gak mau raup air mendidih.

Continue reading

Perjalanan mereka bertiga telah memasuki hari kelima. Perjalanan dari Jakarta ke Ranu Pani, yang semestinya hanya makan waktu satu hari itu, molor jadi lima hari. Berbagai macam hambatan tak bosan-bosannya datang. Satu masalah selesai, masalah lain mengganti. Begitu seterusnya. Beruntung, tim kecil ini punya DNA easy going. Sehingga seberat apa pun masalah yang datang, ujung-ujungnya selalu jadi bahan candaan.

Hari ini rencana perjalanan panjang mereka keliling Jawa Timur terancam batal. Biaya transportasi Pasar Tumpang – Ranu Pani mendadak membengkak jadi 5 kali lipat. Bagaimana cara mereka menghadapinya? Akankah pendakian Semeru ini bakal jadi akhir rencana perjalanan panjang mereka?

Continue reading

So far, ini adalah perjalanan pendakian terpanjang saya dari Jakarta. Bahkan untuk bisa sampai ke Ranu Pani, butuh waktu berhari-hari. Dibilang melelahkan, iya. Dibilang menyenangkan, juga bisa. Manut bawaan mood.

Asbabun nuzul…

Mengantri dua pagi tak juga membuat dewi fortuna menghampiri. Tiket kereta tujuan Malang lagi-lagi ludes dalam waktu kurang dari satu jam. Tidak menyisakan satu pun untuk saya, Ika, Fery dan keempat teman baru kami, Tim Cawang (Taufan, Ilham: adik kandung Taufan, Ubay, dan Panjang). Terpaksa beli seadanya, walau cuma sampai Semarang.

KA Tawang: Stasiun Senen, Jakarta – Stasiun Poncol, Semarang = 33,500 Rp

Pukul 19.30 tepat KA Tawang masuk Stasiun Senen, Jakarta. Sebentar bongkar muat penumpang, kemudian kembali jalan.

Entah mengapa, perjalanan kereta kali ini terasa lebih cepat dari perkiraan saya sebelumnya. Mungkin karena tak berhenti di tiap stasiun seperti biasanya.

 

Semarang (Day 1)

Warung soto ayam didepan stasiun poncol

Perjalanan berjam-jam dari Jakarta membikin perut kami lapar. Sesampainya di Semarang kegiatan pertama yang mesti dilakukan tentu saja mencari sarapan. Kebetulan, di depan stasiun sana ada warung soto ayam. Minumnya teh manis hangat, biar tambah semangat.

Begitu mau bayar…

“Udah, gak usah.”

“Hah?”

“Biar saya aja,” kata Bang Doni, teman baru kami, nawarin mbayarin. Style-nya parlente. Kami kenal dia di atas kereta. Rupanya dia mengalami nasib serupa. Sama-sama kehabisan tiket. Berangkat dari topik ini, tak terasa obrolan kami berkelanjutan sampai Semarang. Mungkin dari sinilah muncul cita-citanya mentraktir kami semua.

Continue reading

Day 0

23.30 – Tiba di Bandara Ngurah Rai, Bali

Bandara Ngurah Rai merupakan bandara berukuran sedang, disini terdapat beberapa toko yang menjual snack ringan, serta mesin ATM BCA dan BRI. Jaraknya pun tidak terlalu jauh dari Kuta, hanya sekitar 30 menit berkendara.

Pesawat sempat delay selama satu jam akibat cuaca buruk. Dalam penerbangan menuju Bali saya mengalami beberapa kali turbulence dan downdraft (gerakan massa udara kebawah) setinggi sekitar satu meter. Bila naik mobil, rasanya sama persis seperti sedang mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi dijalan datar kemudian langsung melewati turunan tajam dengan kemiringan 45 derajat selama 2 detik. Menurut pengakuan salah seorang teman yang sering bepergian menggunakan pesawat dengan rute Jakarta-Bali vice versa, turbulence ini memang sudah biasa terjadi.

Pages: 1 2 3 4 5 6 7

DAY I =======================================

10.00 – Kumpul di Bandara Soekarno Hatta

11.25 – Boarding

11.40 – Pesawat TakeOff dari Bandara Soekarno-Hatta

12.24 – Sampai di Bandara H.AS.Hanandjoeddin, Tanjung Pandan

12.50 – Bertolak dari bandara H.AS.Hanandjoeddi.

13.20 – Sampai di kota Tanjung Pandan. Makan siang

Mie Belitung "Atep"

Mie Belitung “Atep”

Sebenarnya cukup banyak menu makanan di Belitung, namun saya memilih untuk makan siang mie khas Belitung. Dan yang paling terkenal adalah Mie Belitung “Atep”,  yang berada di jalan Sriwijaya No.27, dekat dengan Monumen Batu Satam (pusat kota).

Harga mie Atep ini relatif murah, 1 porsi-nya dihargai 9,000 rupiah plus segelas teh-manis seharga 2,000 rupiah. Kondisi cuaca pada siang hari dikota ini relatif panas, melebihi panasnya Jakarta menurut saya.

13.40 – Selesai makan siang. Belanja keperluan dipasar dan sholat Dzuhur.

14.20 – Selesai belanja, melanjutkan perjalanan

15.15 – Sampai di danau Kaolin

Danau Kaolin

Danau Kaolin

Entah mengapa namanya terkenal dengan sebutan danau Kaolin, padahal ada beberapa mineral yang juga ditambang dikawasan ini, seperti Timah dan Pasir Gelas. Ketiga mineral (Kaolin, Timah, dan Pasir Gelas) tersebut merupakan bahan-bahan dasar pembuatan keramik. Menurut informasi dari penduduk lokal, hasil penambangan ini sebagian dikirim keperusahaan keramik Mulia Ceramics.

15.45 – Selesai di danau Kaolin. Melanjutkan perjalanan menuju pantai Tanjung Tinggi

16.30 – Sampai di pantai Tanjung Tinggi

Pantai Tanjung Tinggi

Pantai Tanjung Tinggi

Pantai Tanjung Tinggi juga merupakan salah satu spot shooting film Laskar Pelangi. Dengan serakan batuan granit yang berukuran luar biasa besar di sekitar pantainya. Pertanyaan perihal darimana asal-usul batu-batu besar ini masih menjadi pertanyaan para peneliti, dan masih menjadi misteri hingga saat ini.

17.30 – Melanjutkan perjalanan. Menuju spot berikutnya.

17.45 – Sampai di Bukit Berahu. Menikmati sunset.

Pantai Bukit Berahu

Pantai Bukit Berahu

Bukit Berahu ini merupakan kawasan resort. Untuk dapat menikmati pantainya, anda harus turun kebawah melalui 62 buah anak tangga. Di pinggir pantainya, terdapat 5 buah rumah penginapan kecil model rumah panggung yang cukup tenang dan terbuat dari kayu. Area ini sangat cocok bagi anda yang ingin berbulan madu dengan tenang jauh dari kebisingan kota.

18.30 – Menuju Tanjung Kelayang, kediaman pak Senawi

Pak Senawi adalah pemilik perahu yang akan menjadi tumpangan saya untuk island hoping esok hari. Dia adalah seorang Bugis yang tinggal di Belitung sejak tahun 1976. Dan dirumahnya ini pulalah, saya dan teman-teman lain menginap.

23.00 – Tidur

Continue reading

Itinerary Tangkahan, Sumatra Utara

Tangkahan - Buluh River, Batang Serangan

Tangkahan - Buluh River, Batang Serangan

Day I

13.30 – Terminal Pinang Baris, Medan.

Menumpang bus Pembangunan Semesta menuju Tangkahan. Untuk menuju Tangkahan, biasanya bus Pembangunan Semesta ini ada yang langsung (sampai Tangkahan), ada juga yang hanya sampai di Batang Serangan. Untuk trayek Medan-Batang Serangan, ongkosnya 10.000 rupiah per-orang. Sedangkan untuk trayek Medan-Tangkahan, ongkosnya 15.000 rupiah per-orang.

16.00 – Batang Serangan

Kebanyakan bus Pembangunan Semesta (FA. PS) yang berangkat dari Medan hanya akan menurunkan penumpangnya sampai disini. Bila kondisinya demikian, anda harus berganti bus yang bertitel Pembangunan Semesta juga.

Sebenarnya bus yang ada di Batang Serangan ini juga ber-trayek Medan-Tangkahan. Namun, karena jaraknya yang cukup jauh, sangat jarang sekali ada armada yang mau mengantarkan penumpang langsung dari terminal Pinang Baris sampai ke Tangkahan.

Continue reading

Kawah gunung Galunggung

Kawah gunung Galunggung

Day I

00.01- Berangkat dari Kampung Rambutan menuju terminal Indihiang, Tasikmalaya

06.15 – sampai di Terminal Indihiang, Tasikmalaya

Anda bisa mencari sarapan diwarung-warung disekitaran terminal ini, harganya pun relatif murah, untuk nasi putih plus indomie telur misalnya, dihargai sama dengan di Jakarta, yaitu 7,000 rupiah. Selain sarapan, anda juga bisa membeli perlengkapan kemping di pasar, dekat dengan terminal, namun harus berjalan agak jauh sedikit.

08.40 – berangkat dari terminal Indihiang ke gunung Galunggung

Diterminal Indihiang ini ada angkot menuju gunung Galunggung berwarna hijau. Namun untuk dapat menaikinya, anda harus berjalan kearah belakang terminal, dibagian terminal dalam kota. Ongkosnya pun relatif murah, 7,000 rupiah perorangnya. Namun, atas dasar kemudahan, maka saya dan teman-teman memutuskan untuk menyewa angkot. Tawaran awal calo angkot adalah 300,000 rupiah, namun setelah proses tawar-menawar, disepakatilah angka 280,000 rupiah untuk 2 buah angkot.

Continue reading