Day I
00.01- Berangkat dari Kampung Rambutan menuju terminal Indihiang, Tasikmalaya
06.15 – sampai di Terminal Indihiang, Tasikmalaya
Anda bisa mencari sarapan diwarung-warung disekitaran terminal ini, harganya pun relatif murah, untuk nasi putih plus indomie telur misalnya, dihargai sama dengan di Jakarta, yaitu 7,000 rupiah. Selain sarapan, anda juga bisa membeli perlengkapan kemping di pasar, dekat dengan terminal, namun harus berjalan agak jauh sedikit.
08.40 – berangkat dari terminal Indihiang ke gunung Galunggung
Diterminal Indihiang ini ada angkot menuju gunung Galunggung berwarna hijau. Namun untuk dapat menaikinya, anda harus berjalan kearah belakang terminal, dibagian terminal dalam kota. Ongkosnya pun relatif murah, 7,000 rupiah perorangnya. Namun, atas dasar kemudahan, maka saya dan teman-teman memutuskan untuk menyewa angkot. Tawaran awal calo angkot adalah 300,000 rupiah, namun setelah proses tawar-menawar, disepakatilah angka 280,000 rupiah untuk 2 buah angkot.
Sebagai catatan tambahan, bila anda menyewa angkot dari terminal Indihiang sampai ke anak tangga Gunung Galunggung, biasanya, tukang ojek sekitar akan memungut upeti kepada supir angkot yang anda tumpangi. Karena dianggap mengambil rejeki mereka, dengan mengantarkan anda hingga ke anak tangga Gunung Galunggung. Jadi alangkah bijaksananya bila anda melebihkan pembayaran sekitar 10,000 – 15,000 rupiah dari harga yang telah ditetapkan atas kesepakatan bersama diawal tadi. Itu masih lebih baik, dari pada anda harus menumpang ojek dari pos retribusi ke anak tangga Galunggung sebesar 10,000 rupiah per-ojeknya. Yah, hitung-hitung beramal. Sebagai tambahan, satu ojek bisa dinaiki oleh 2 orang penumpang. Untuk menghemat pengeluaran, tentunya hal ini sangat saya rekomendasikan, daripada harus naik ojek sendiri-sendiri.
09.30 – sampai di pos retribusi Gunung Galunggung
Tarif masuk objek wisata Cipanas Galunggung yang berada di desa Linggajati kecamatan Sukaratu ini berdasarkan Perda kabupaten Tasikmalaya No.4 tahun 2005, adalah sebagai berikut:
Perorangan – Rp 4,200
Jeep/Sedan – Rp 2,000
Kijang/Carry – Rp 4,000
Mini Bus – Rp 6,000
Mikro Bus – Rp 8,000
Bus – Rp 10,000
Objek wisata ini buka mulai pukul 07.00 hingga pukul 21.00. Sekitar 100 meter dari pos retribusi, anda akan menjumpai pertigaan. Bila anda mengambil jalan kekiri atas, akan langsung menuju anak tangga kawah gunung Galunggung. Sementara bila anda mengambil jalan kekanan, anda akan menjumpai Pemandian Air Panas Cipanas diujung jalannya. Perjalanan ke arah Kawah Galunggung dari pos retribusi sekitar 15 menit lamanya. Dengan dominasi jalan menanjak sekitar 45 derajat. Dan 15 menit jalan kaki dengan jalan mendatar dari pos retribusi hingga lokasi pemandian air panas Cipanas.
Disini sempat terjadi sedikit ketegangan. Dikarenakan mobil kedua (Dari 2 mobil) yang disewa mengalami kebocoran radiator, sehingga tidak mungkin untuk melanjutkan keatas (kearah anak tangga Gunung Galunggung). Dari 280.000 rupiah biaya sewa per-dua mobil, supir mobil kedua meminta bagiannya sebesar 110.000 rupiah, dengan alasan tidak tahu menahu soal biaya yang telah disepakati itu sebenarnya untuk mengantarkan saya dan teman-teman sampai dengan anak tangga Galunggung. Sangat tidak fair, karena dengan begini, tentunya tugas mobil pertama menjadi lebih berat, karena harus 2 kali bolak-balik pos- anak tangga gunung Galunggung.
Dari pengalaman tersebut, pastikanlah setiap awak dari kendaraan yang anda sewa mengetahui tujuan anda dan biaya yang telah disepakati dengan jelas, apapun kondisinya kemudian, bahwa tidak akan ada penambahan biaya lagi, entah itu biaya bila ban bocor atau mogok, dan lain sebagainya.
10.25 – sampai di anak tangga Gunung Galunggung
Di sekitar anak tangga Gunung Galunggung ini banyak terdapat warung tradisional dan juga pangkalan ojek yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk memenuhi kebutuhannya selama berada di objek wisata ini. Harga-harga yang ditetapkan pedagang pun relatif murah untuk ukuran sebuah objek wisata. Misalnya, lontong, hanya dihargai 500 rupiah perbuahnya, dan the botol dihargai 3,500 perbotolnya.
10.40 – mulai menapaki 620 anak tangga Gunung Galunggung
Iseng-iseng saya mencoba menghitung anak tangga ini, namun saya mendapati angka 623. Pernahkah anda terpikir untuk iseng mencoba menghitung jumlah anak tangga ini? Bila belum, atau malah tidak pernah terpikir sama sekali, cobalah mencoba menghitungnya, setidaknya sekali untuk seumur hidup, hehe.
11.20 – sampai di kaldera Gunung Galunggung
Sesampainya di kaldera kawah Gunung Galunggung ini, terlihat 6 air terjun kecil yang tersebar di sekitar lerengan gunung Galunggung. Dari sini pula saya dapat melihat sebuah musholla yang terletak disebelah barat kawah yang di belakangnya terdapat semacam tempat semedi dengan bekas-bekas dupa dan lainnya dari warga sekitar. Tempat semedi ini bentuknya seperti pos kecil dengan batu sebesar Daihatsu Espass yang agak menjorok keluar, sehingga membentuk seperti cerukan.
12.50 – sampai di danau Gunung Galunggung
Bila hari dirasa cukup baik, beberapa penduduk sekitar mengisi waktu luang mereka untuk memancing didanau kawah Gunung Galunggung ini. Sebagian besar dari mereka membawa lebih dari satu joran (alat pancing), bahkan ada yang membawa payung untuk melindungi dari teriknya matahari dan sesekali rintik hujan.
Anda tentu bertanya-tanya, mengapa ada ikan di danau bekas kawah ini. Menurut pengakuan penduduk setempat yang saya jumpai, pada awalnya benih ikan yang disebar di danau kawah ini hanya untuk mengetahui beracun atau tidaknya air danau. Namun setelah beberapa waktu, ternyata ikan-ikan tersebut tidak mati, namun justru bertambah banyak. Karenanya, warga sekitar menambahkan lagi jumlah benih ikan kedanau kawah tersebut. Dan dari sini pula, banyak warga sekitar yang kemudian mulai memancing di areal kawah ini tiap harinya. “yah, paling buat makan sehari-hari aja ikan hasil tangkepannya. Kalo ada yang mau beli, ya saya jual”, ucap salah seorang pemancing yang saya temui. Jenis ikan yang ditebar di danau ini beragam, seperti ikan Mas, Mujair, dan lain-lain.
Pernah ada yang meninggal di danau kawah Gunung Galunggung karena mencoba berenang dan tersedot kedalam. Letkol Bonang namanya. Jenazahnya baru ditemukan 3 hari kemudian.padahal bila melihat sangat tenangnya danau kawah ini, menurut logika adalah sangat mudah mencari orang yang tenggelam, namun logika apapun rasanya terpatahkan bila hal tersebut sudah menyangkut unsur-unsur mistik yang dimiliki oleh suatu tempat. Menurut kesaksian salah seorang petugas pos retribusi, korban ini sebenarnya telah memiliki sertifikat selam dan renang, jadi pasti tidak akan terjadi apa-apa. Tapi alam berkehendak lain. Pada tahun 2006 silam, pernah ada mahasiswa pecinta alam yang membawa perahu karet ke areal kawah. Disekitar kawah gunung Galunggung juga terdapat tebing-tebing curam yang dapat dijadikan sebagai objek panjat tebing bila anda ingin mencobanya.
13.00 – mendirikan tenda
13.30 sampai dengan esok hari – acara bebas
Acara bebas ini bisa digunakan untuk memasak, mengambil air bersih dari sumbernya, memancing, eksplorasi area sekitar camping ground, dan lain sebagainya.
20.25 – Sempat ada insiden kecil, yaitu ada seekor babi hutan yang memantau kami di areal camp. Seorang teman tiba-tiba berteriak bahwa ada seekor macan. Namun penjelasan logis teman yang lain mengatakan bahwa macan itu mengkilat dan babi tidak, akhirnya yang membuat kami semua sedikit lega.
Menurut penduduk sekitar, memang dikawah gunung Galunggung ini terdapat 5 ekor babi hutan yang sering berkeliaran mencari makan. Karenanya, berhati-hatilah terhadap makanan yang anda bawa. Bersihkan selalu sampah-sampah sisa memasak dan amankanlah (bisa dengan menggantung) makanan anda supaya tidak dijamah oleh babi-babi liar tersebut. Untungnya lagi, babi-babi liar ini tidak menyerang, seperti babi hutan di gunung Papandayan.
Day II
05.00 – bangun pagi dan eksplorasi
Berburu sunrise keatas, arah kaldera gunung Galunggung dan eksplorasi area lain disekitar kawah gunung Galunggung. Sunrise dari kaldera gunung Galunggung ini hanya dapat dinikmati oleh mata saja. Untuk objek foto, saya anggap kurang menarik, karena mulai foreground hingga background-nya tidak ada yang dapat dijadikan sebagai point of interest. Namun bila anda cukup kreatif, anda dapat menggunakan warung-warung kosong yang berada disekitar kaldera untuk dijadikan sebagai objek foreground anda.
Bila waktu anda cukup banyak, anda bisa mengitari kaldera gunung Galunggung hingga ke bagian barat dayanya. Kemudian melanjutkan menyusuri sungai kearah musholla yang terdapat di bagian barat kawah, serta salah air terjun yang terdapat cukup jauh dari musholla al-falah ini. Untuk dapat mencapai air terjun disebelah kiri musholla, anda harus menyusuri jalan setapak hutan dan harus berhati-hati karena jalan yang akan dilalui jarang dilewati manusia serta kemungkinan bertemu babi hutan.
08.30 – masak untuk sarapan pagi
10.00 – packing dan persiapan menuju pemandian air panas Cipanas
10.25 – kembali ke arah tangga gunung Galunggung
10.54 – sampai di kaldera gunung Galunggung
Dari sini saya memilih jalur lain untuk menuruni lereng kaldera hingga jalanan aspal dibawah sana. Jalur setapak ini bentuknya melandai dengan dominasi pasir gunung disepanjang jalurnya. Anda akan menjumpai sebuah stasiun pemancar setelah mendekati jalan aspal.
11.10 – sampai di bawah (jalan aspal) anak tangga gunung Galunggung.
Masa panen Pisang Ranggap dari mulai jantung hingga masa panen sekitar 3,5 bulan. Harga per-buah Pisang Ranggap ini 2,000 rupiah. Dulunya masih sedikit yang mengerti keberadaan Pisang Ranggap ini, namun sekarang sudah mulai banyak yang menanamnya. Benih pohon pisang ini setinggi lutut orang dewasa. Masyarakat mengetahui Pisang Ranggap ini sekitar tahun 1980-an untuk pertama kalinya. Walaupun warnanya merah pada saat panen, namun pisang ini sangat keras bila dipegang. Butuh waktu mulai 1-4 hari bila ingin meng-konsumsinya. Makin lama waktu konsumsinya, makin empuk pula pisang ini. Dari pengalaman pribadi, pisang ini sangat lunak setelah mencapai waktu sekitar 4 hari setelah dipanen. Bentuknya seperti daging buah durian bila digoreng. Khasiat Pisang Ranggap seperti untuk mengobati Rematik, Ginjal, dan sakit pinggang.
12.00 – menumpang ojek untuk turun ke pos retribusi (dari tangga gunung Galunggung).
Biaya ojek motor dari anak tangga gunung Galunggung sampai dengan objek wisata Cipanas sebesar 15.000/motor/2 orang
12.10 – sampai di pertigaan pos retribusi Galunggung.
Jalan kaki menuju pemandian air panas. Sebenarnya, 15.000 rupiah tersebut untuk mengantar kan saya sampai di lokasi pemandian, namun karena kurang koordinasi, maka saya turun ditempat yang salah. Dasar nasib T_T.
12.20 – sampai di lokasi pemandian air panas Cipanas
Lokasi ini tidak terlalu jauh dari pos retribusi Galunggung, sekitar 300 meter jaraknya.
14.05 – menuju terminal Indihiang dari pos retribusi Galunggung
14.45 – sampai diterminal Indihiang, Tasikmalaya
Karena yang saya naiki adalah angkot dalam kota, maka, angkot tersebut akan masuk ke bagian belakang terminal. Di terminal dalam kota ini cukup banyak rute yang dilayani, seperti Cibalong/Cibanteng, Cisanyong, Sodong, Taraju, Cipanas, dan lain-lain. Untuk dapat masuk ke peron terminal antar kota Indihiang, anda akan dikenakan tarif peron sebesar 500 rupiah perorang. Satu lagi, pada saat pertama kali saya datang ke terminal Indihiang ini, serasa seperti berada di bandara. Karena atap tribun-nya yang cukup panjang menjorok kedepan, dan teras yang terasa luas karena jarangnya orang yang datang dari luar kota. Persis seperti bandara, namun dengan ukuran yang jauh lebih kecil.
15.35 – menuju Jakarta.
Banyak bus yang melayani rute Jakarta di Terminal Indihiang ini. Dan beberapa armada sangat tepat waktu, jadi tidak akan menunggu berlama-lama untuk mengambil penumpang. Bus yang kebetulan saya tumpangi untuk menuju Jakarta adalah Primajasa ekonomi AC, dengan Tarif 40.000 per-orang bus ini terbagi menjadi dua kabin. Kabin AC, dan kabin perokok.
Bagi anda yang bukan perokok, ada baiknya mengambil kursi yang agak kedepan, dekat dengan supir. Karena, walaupun kabin perokok telah disekat dengan rapat, penumpang atau kondektur yang bolak balik dari depan ke belakang tentunya akan membuka pintu pembatas kabin. Dan karenanya pula asap rokok akan masuk ke kabin non-perokok. Posisi aman asap rokok adalah 5 kursi didepan sekat pembatas kabin (kearah depan). Setidaknya, walaupun asap rokok masih tercium, namun baunya tidak terlalu menyengat.
19.40 – masuk pintu tol Cileunyi
22.10 – sampai di Pasar Rebo, Jakarta
jarak dari bawah tanpa naek ojeg berapa ya mas ?
oh ia kalau nge camp disebelah mana ya mas ?
maaf tanya rencananya mau kesana nih ahir taun ini, kalau budgetnya berapa ya kira..
jarak dari bawah sampe parkiran Gunung Galunggung kira2 1/2 km mas. ngecampnya bisa di mana aja waktu saya ke sana. sekarang kurang tau ya.
gpp masbro. kalo masih ada yang kurang silahkan tanya2 aja.
Jalan yang tanjakan curam 25-45derajat ini yang sampe anak tangga ya? Klo mobil ditinggal di bawah apa ada tempat parkir dan lanjut sampe anak tangga dgn ojek?
betul.
kalo waktu itu sih pengunjung yang dateng ke galunggung banyakan taro kendaraan sekitaran anak tangga. kan banyak warung tuh. dititipin di situ. soalnya di bawah itu emang gak ada lahan parkir.
tapi gak tau sekarang ya. blom apdet informasi lagi soalnya.
Wah, ada yang mau kesana lagi gak? ikut dong, kabari aku biar aku prepare jauh2 hari… Ni cp aku 081994577666
keren banget, tuh foto asli?
pastinya masbro
Kalau ke gunung galunggung naik kendaraan pribadi (roda 4) bisa tidak..?
bagaimana dengan tempat parkir yang tersedia
Mobil bisa sampai diatas masbro. Tapi karena tanjakannya lumayan curam, sekitar 25-45 derajat, jadi harus berhati-hati sekali. Untuk tempat parkir, disana tersedia. Tapi kalau sampeyan berniat bermalam/camping di Gunung Galunggung, untuk keamanan kendaraan diparkir selama 24 jam atau lebih, saya belum tahu soal keamanannya.
ehm,,mau tanya dong.
kalo untuk ngecamp, harus urus izinnya dulu gak ya?? ky di gunung gede gitu?
trus, kalo gak punya tenda tapi mau bermalam, kira2 bisa gak ya numpang di mushola al falah?hehe..
makasih infonya,
ehm … boleh boleh …
untuk izin nge-camp, sepertinya bisa langsung on the spot aja, di pos masuk.
nah untuk bermalam di musholla. sedikit info tambahan aja nih, ada semacam cerukan tanah (seperti goa kecil) dekat dengan musholla. dan itu sepertinya biasa digunakan oleh warga sekitar untuk acara ritual tertentu, jadi sebaiknya sebelum menggunakan musholla, pastikan gak ada warga sekitar yang merasa terganggu dengan kehadiran kamu di musholla itu. ini bisa dilakukan dengan ‘minta ijin’ kepada siapapun yang ‘settingannya’ seperti penduduk lokal, dan ‘gerak-geriknya’ seperti akan mengadakan ritual di tempat tadi. atau bisa langsung menanyakan ke penjaga pos masuk. jangan lupa tanyakan namanya, seandainya nanti terjadi insiden, setidaknya kamu bisa kasih tau mereka, bahwa kamu dapet ijin dari bapak A misalnya … 😀 …
dan pada akhirnya ,,, selamat bersenang2 ,,,,, v^_^v
Keknya kenal nih, sama babihutannya :p
harusnya sih begitu,,, hahaha