Ini adalah sebagian kecil cerita perjalanan panjang kami bertiga (saya, Ika, dan Fery) menjelajahi bagian timur Pulau Jawa. Sebuah perjalanan yang pada awalnya akan kami bawa hingga ke tanah Sumbawa, namun terpaksa ditunda karena terkendala waktu dan biaya. Adalah Gunung Bromo, yang berdiam dalam rangkuman amphitheater Kaldera Tengger – yang menjadi destinasi kami berikutnya.
Tidak hanya cerita dari kami bertiga, artikel ini juga berbalut fakta yang seringkali terlewatkan begitu saja, bahkan boleh jadi, belum pernah kalian dengar sebelumnya. Lalu, pengalaman seperti apakah yang ditawarkannya untuk kalian?
Ikuti terus ceritanya.
***
Berhari masa ‘survival” di Gunung Semeru telah berhasil kami lalui. Di atas bak mobil Jeep putihnya, Pak Puji sibuk mengatur posisi keril kami. “Biar gak mengganggu,” katanya, seraya menata tumpukan di pangkal bak sana.
Semua orang telah siap pada posisi masing-masing. Ika memilih duduk di depan, sementara yang lain, pilih menumpang di bak belakang. Alasannya sederhana, supaya leluasa menikmati sejuknya udara, juga, demi kemudahan melayangkan pandangan sejauh-jauhnya saat di perjalanan nanti.