Tidak jarang kita kecewa dengan hasil foto yang diambil pada saat perjalanan (atau yang biasa disebut dengan travel photography). Sebagian besar hasil foto perjalanan yang kita peroleh sangat biasa sekali, dua kali atau bahkan ada yang sampai berkali-kali, hehe. Langitnya? Oke. Tempatnya? Keren banget!. Kameranya? Juga ga cupu-cupu amat. Terus apa yang kurang ya? Ada yang kurang tuh, kom…po…si…si, ya, benar, komposisi.
Berbicara komposisi, adalah berbicara tentang kreatifitas. Lalu bagaimana dengan aspek-aspek teknis pendukungnya? Apakah itu tidak penting? Pasti penting. Dengan pengetahuan teknis yang lebih tinggi, hasil (baca: foto) yang diperolehpun secara otomatis ikut terdongkrak. Tapi mari kita singkirkan dulu segala aspek teknis tersebut untuk sementara ini :D.
Banyak orang yang mengira bahwa photography itu ya “kamera DSLR”. Maksudnya gimana nih? Maksudnya, setiap pembicaraan tentang sesuatu yang berbau “photography” yang ada dibenak tiap orang itu pasti ngomongin soal DSLR. Terutama mereka yang “hanya” memiliki/menggunakan handphone atau kamera pocket sebagai alat bantu memotret.
“Gimana hasil foto perjalanan lu gak bagus, lah lu kan pake kamera DSLR!”. Begitu kira-kira respon yang selalu didapat oleh setiap orang yang memiliki kamera DSLR dan hampir semua fotonya bagus-bagus. Mindset ini juga pernah hinggap di otak saya sebagai suatu pakem bahwa photography itu adalah semua hal yang berkaitan dengan kamera DSLR. Mindset yang sama ketika saya hanya memiliki kamera pocket pada waktu itu.
Seiring waktu saya punya kamera DSLR sendiri. Dan ditahap-tahap awal saya memiliki kamera DSLR, saya pun kemudian menyadari kesalahan mindset saya sebelumnya. Bahwa pendapat sejenis “kalo lu mau dapet gambar bagus, ya harus pake kamera DSLR dong” adalah SALAH BESAR. Ini terbukti dengan hasil-hasil foto perjalanan yang sangat menyayat hati saya ketika berkali-kali pertama menggunakan kamera DSLR. Bisa dibilang hasil jepretan kamera pocket saya itu malah jauh lebih baik ketimbang hasil jepretan menggunakan kamera DSLR. Amin. *apasi.
Sebuah kamera DSLR hanya akan menghasilkan metadata yang lebih kompleks daripada kamera pocket atau kamera handphone. Tidak peduli apapun jenis kamera yang kita punya, untuk menghasilkan foto yang sedap dipandang mata masih membutuhkan satu hal lagi, yaitu komposisi. Kamera dengan menu pengaturan yang canggih tidak akan berarti apa-apa tanpa keterlibatan komposisi yang baik.
Kamera DSLR boleh saja memiliki jauh lebih banyak pengaturan-pengaturan yang kompleks, tapi tahukah anda bahwa “komposisi” tidak terdapat didalam menu kamera jenis apapun? Gak percaya? Silahkan cek sendiri di kamera masing-masing, hehehe.
Oke, terus, definisi komposisi itu sendiri apa sih? Menurut situs Wikipedia, komposisi adalah kombinasi beberapa elemen visual dari beberapa sumber terpisah sehingga menjadi satu kesatuan gambar/foto yang utuh. Setelah tahu definisinya, sekarang waktunya kita melihat, apa aja sih faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam proses meng-komposisi ini.