“Eh, katanya di Tana Toraja mayat bisa jalan sendiri yah?”, begitu kira-kira pertanyaan yang selalu dihadiahi oleh kawan-kawan baru saya, ketika mereka mengetahui tanah kelahiran saya.
Saya memang orang Toraja, kakek dan nenek saya tinggal di sebuah desa kecil di Toraja Utara. Keluarga Ayah berasal To’ Yasa Akung dan keluarga Ibu berasal dari Lempo. Namun, walaupun keluarga kedua orang tua Saya berasal dari sana, Saya sendiri belum pernah melihat prosesi tersebut. Rasa penasaran lah yang membuat saya kemudian mencari jawabannya. Internet menjadi titik awal pencarian. Merasa menemukan beberapa informasi, saya pun meng-klarifikasikan informasi tersebut kepada ayah Saya __yang notabene orang asli Tana Toraja. Namun, informasi dari internet, dengan keterangan yang disampaikan ayah Saya ternyata berbeda. Informasi dari internet mengatakan bahwa, pada jaman dahulu kala, ketika masyarakat Toraja masih menganut kepercayaan menyembah dewa-dewa yang dikenal dengan Aluk To’dolo, masyarakat Toraja membangunkan mayat tersebut, kemudian mayat tersebut akan berjalan ke kuburannya sendiri. Ternyata kenyataannya bukan seperti itu.