image copyright by their respective

Liburan, enaknya kemana nih ya ...

Pasti sering kan, anda mengalami kesulitan membuat rencana perjalanan atau yang lebih dikenal dengan sebutan itinerary? Kalau itu yang anda alami, berarti kita senasib, hehe. Dari beberapa kali perjalanan yang pernah saya lakukan, membuat itinerary itu terasa sangat sulit, apalagi kalau tempat yang hendak kita kunjungi tersebut masih jarang sekali informasinya. Kalau sudah begini kondisinya, biasanya kita akan berpikir “ahh, udah lah, gw cari tempat laen aja deh”, atau “yah, mau gimana lagi? Infonya aja susah banget nyarinya”. Kalau anda sering mengalami hal ini, saya akan sangat maklum, karena saya pun merasa demikian.

Sampai pada akhirnya, saya mencoba menganalisa, sebenarnya dimana sih letak kesulitan saya? Apakah sedemikian sulit? Tidak bisakah “mahluk” ini saya taklukkan? Apakah hal ini hanya dialami oleh saya seorang diri? Apakah teman-teman yang lain tidak mengalami kesulitan seperti yang saya alami? Hmm…

Dari beberapa pertanyaan tersebut diatas, saya mendapatkan beberapa pencerahan, setidaknya ini berasal dari pengalaman pribadi saya ketika saya hendak melakukan sebuah perjalanan backpacking. Dan beberapa hal tersebut adalah:

Durasi

Durasi perjalanan ini sangat penting untuk diketahui diawal-awal anda membuat rencana perjalanan atau itinerary, karena dengan mengetahui durasi perjalanan secara tepat, factor-faktor pendukung perjalanan yang lainnya seperti waktu keberangkatan dan waktu kembali, jenis akomodasi, total biaya, dan lain-lainnya dapat dihitung secara cermat.

Biaya

image copyright by their respective

Berapa besar biayanya yah?

Bagi sebagian besar backpacker, biaya merupakan suatu hal yang sangat krusial. Dan tidak jarang, mereka memulai ritual membuat rencana perjalanan atau itinerary dengan biaya sebagai acuan dasarnya. Mereka ini biasa juga disebut dengan budget traveler.

Bila biaya adalah krusial bagi anda, banyak cara untuk mengakalinya, bisa dengan meng-inventaris sanak family yang berada di daerah tujuan, sehingga anda bisa setidaknya menumpang menginap disana, sukur-sukur  kalo dikasih makan juga, hehehe, atau bisa juga dengan join ke satu atau beberapa komunitas traveling. Bila reputasi anda cukup baik dalam sebuah komunitas, kemungkinan besar anda diijinkan menumpang menginap dirumah salah satu anggota komunitas tersebut menjadi cukup tinggi. Karenanya, jalinlah hubungan baik dan selalu tingkatkan reputasi anda dimata mereka.

Kapan

Setelah menentukan durasi perjalanan, pertanyaan berikutnya adalah, kapan waktu yang tepat untuk melakukan perjalanan tersebut? Apakah bisa dilakukan pada saat libur weekend? Atau harus mengambil jatah cuti? Atau menunggu hari libur (tanggal merah) yang dekat dengan weekend seperti Hari Kamis, Jum’at, Senin atau Selasa? Pertimbangkan juga sulit mudahnya anda meminta ijin cuti kepada atasan. Semakin jauh hari keberangkatan anda, meminta ijin cuti biasanya akan lebih mudah.

Kemana Tujuannya

Tujuan perjalanan akan sangat mempengaruhi biaya yang harus kita keluarkan. Semakin jauh suatu perjalanan semakin besar pulalah biaya yang harus dikeluarkan. Tapi kadangkala, untuk jarak yang tidak terlalu jauh pun, bisa menjadi sangat mahal, entah itu dikarenakan oleh lokasinya yang memang exclusive, kelangkaan bahan bakar, jarangnya transportasi dan lain sebagainya.

Catatlah setiap tujuan yang ingin anda kunjungi. Letakkan secara serial berdasarkan waktu, arah dan jarak. Mari ambil contoh ketika saya melakukan backpacking ke Pulau Lombok beberapa waktu lalu (dengan sedikit modifikasi). Jalur masuk saya pada waktu itu adalah Pelabuhan Lembar, Lombok. Pelabuhan ini berada di bagian barat Pulau Lombok. Karena saya telah menetapkan durasi perjalanan adalah lima hari, maka maksud hati untuk memutari Pulau Lombok cukup masuk akal. Saya memutuskan untuk mengambil rute Selatan – Timur – Utara – Barat.

  • Hari pertama, saya akan menjelajahi bagian selatan Pulau Lombok, dan saya memutuskan akan mengunjungi Pantai Kuta, Tanjung Aan, Desa Sasak – Sade, kemudian Pringgasela.
  • Hari kedua, saya akan menjelajahi bagian timur Pulau Lombok, dan saya memutuskan akan mengunjungi Gili Lawang dan Gili Sulat.
  • Hari ketiga, saya akan menjelajahi bagian utara Pulau Lombok, dan saya memutuskan akan mengunjungi Sendang Gile dan Watu Telu.
  • Hari keempat, saya akan menjelajahi bagian barat Pulau Lombok, dan saya memutuskan akan mengunjungi Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.

Mengapa saya mengambil rute seperti ini? Karena Pelabuhan Lembar sebagai entry point dan exit point saya berada dibagian barat, sehingga akan sangat memudahkan pada saat kepulangan saya, mengingat waktu yang terbatas juga jarak tempuh yang dekat dengan point terakhir objek wisata yang saya kunjungi.

Daftar kegiatan yang dapat dilakukan

Dari berbagai tempat yang telah kita tentukan diatas, barulah kita menyusun apa saja kira-kira daftar kegiatan yang dapat kita lakukan, dari masing-masing lokasi wisata tersebut. Ingatlah semakin canggih atau semakin safety alat-alat yang terlibat dalam kegiatan yang dilakukan, biaya yang ditetapkan pun pada umumnya menjadi lebih mahal.

Contoh:

  • Berkeliling pulau atau dikenal juga dengan island hoping. Biayanya tentu akan jauh lebih mahal bila kita menyewa kapal boat (canggih) dibandingkan dengan kapal nelayan yang pada umumnya ya alakadarnya.
  • Caving di Goa Jomblang, turun setinggi 50 meter vertikal misalnya. Bila menggunakan operator resmi dengan segala peralatan standard caving (safety) yang digunakan memakan biaya sekitar 500,000 rupiah. Sedangkan menggunakan operator abal-abal dengan peralatan caving seadanya, tentu jauh lebih murah, namun nyawa anda tidak ada jaminannya. Jangankan peralatan alakadarnya, peralatan yang canggih sekalipun, bila kita lalai bisa mengundang bencana yang tidak diinginkan, tapi setidak-tidaknya kita telah mengurangi factor resiko tersebut dengan memilih operator yang professional, sehingga keamanan kita lebih terjamin.

Timing

image copyright by their respective

Timing yang ketat, apa timing yang longgar ya enaknya ...

Timing merupakan penggabungan durasi dan waktu dalam skala yang lebih detail, hingga hitungan menit. Saya biasanya menggunakan satuan menit untuk setiap aktifitas selama perjalanan backpacking dilakukan. Dengan timing yang tepat, diharapkan, segala perhitungan yang kita lakukan selama masa perjalanan backpacking akan optimal, atau setidaknya, pada prakteknya mendekati rencana perjalanan atau itinerary yang telah kita buat sebelumnya.

Bukannya tidak boleh, namun sebisa mungkin hindarilah membuat timing yang terlalu ketat, karena ini bisa membuat anda tidak menikmati perjalanan sama sekali. Ingat!, kita bukan militer, tapi kita adalah backpacker, hehe.

Selalu lebihkan 10-15%  dari setiap estimasi waktu yang telah anda susun. Misalnya, waktu tempuh dari point A ke point B membutuhkan sekitar 1 jam 40 menit (100 menit). Dengan melebihkan 10-15% waktu, buatlah menjadi 1 jam 50 menit hingga 1 jam 55 menit. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi keadaan-keadaan yang tidak terduga selama perjalanan, seperti angkutan umum yang nge-tem kelamaan, ban bocor, hujan (bila menggunakan motor), macet, dan lain sebagainya.

Contact Person

Siapa sajakah orang-orang yang dapat membantu anda selama proses perjalanan backpacking berlangsung? Untuk mengetahui contact person dari suatu tempat bukanlah pekerjaan mudah, lakukanlah riset di internet dengan lebih intens. Kadang hal ini bisa menjadi point terberat dalam proses membuat rencana perjalanan atau itinerary. Namun bila anda melaksakan riset dengan benar, hasilnya akan membayar anda lebih dari effort yang anda keluarkan sebelumnya. Sehingga rencana perjalanan yang telah anda buat akan sangat optimal.

Transportasi

image copyright by their respective

Transportasi apa yang cocok ya kira-kira?

Jenis transportasi yang dibutuhkan selama melakukan sebuah perjalanan akan sangat mempengaruhi dari segi biaya yang dibutuhkan. Perhatikan diri anda sendiri, apakah anda lebih senang dengan kondisi nyaman tapi mahal? Atau kondisi kurang nyaman tapi murah? Istilah kerennya “ono rego ono rupo”, hehehe.

Parameter mahal, murah, nyaman, kurang nyaman dan sebagainya hampir bisa dipastikan sangat relative bagi tiap orang. Tergantung dari kondisi financial dan kebiasaan tiap-tiap individu. Tidak selamanya mahal itu berarti memang benar-benar “mahal” bagi orang yang kondisi finansialnya kurang baik. Mari kita ambil contoh, anggaplah kita sendiri yang mengalami.

Saat kita berlibur kesuatu pulau yang letaknya cukup jauh dari mainland, misalnya Karimunjawa. Entah bagaimana, pada saat hendak pulang kembali, ternyata kondisi cuaca sedang buruk. Gelombang laut mencapai lima meter. Sehingga pihak ASDP tidak mengijinkan kapal untuk berlayar, apalagi dengan mengangkut penumpang. Tapi ternyata (misalnya), pihak berwenang memperbolehkan angkutan selain laut untuk tetap beroperasi, seperti pesawat.

Dari segi harga, sudah pasti jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga tiket kapal laut. Namun kita harus segera pulang, karena besoknya akan ada rapat pemegang saham, dan kita wajib untuk hadir karena kita adalah moderatornya, tentu harga berapapun, selama masih masuk akal, akan terasa murah bukan?

Kesimpulannya, apapun yang kita rasakan, entah itu mahal, entah itu tidak nyaman semuanya akan tergantung dari kondisi sulit yang sedang kita hadapi dan harus diselesaikan dengan segera.

Beberapa factor yang bisa anda perhatikan, berkaitan dengan transportasi adalah:

  • Jalur yang dilayani (darat, air, udara)
  • Kelas transportasi (ekonomi, bisnis, eksekutif)
  • Type transportasi (umum, semi-umum, sewa, milik pribadi)
  • Kecepatan tempuh transportasi (cepat, moderate, lambat)
  • Biaya transportasi (murah, sedang, mahal)
  • Waktu beroperasi ___bila menggunakan transportasi umum (24 jam, 12 jam, atau hanya pada waktu-waktu tertentu saja)
  • Jumlah armada ___bila menggunakan transportasi umum (relative banyak atau relative sedikit)
  • Spek transportasi (roda dua, roda tiga, roda empat, dan lain-lain)

Sumber Informasi

Sumber informasi ini terbagi dua yaitu, gratis dan berbayar. Sumber informasi gratis bisa kita dapatkan di internet dengan mudah seperti misalnya, melalui forum, blog, social networking, situs resmi, dan lain sebagainya. Sedangkan yang berbayar misalnya membeli buku tentang panduan traveling ke suatu tempat. Ada buku yang mengkhususkan tentang satu tempat saja, ada juga yang memberikan informasi standar berbagai tempat tujuan wisata. Sesuaikanlah dengan kebutuhan anda.

“Terus kalo kita bingung mau mulai darimana, atau males mikirin, gimana?”, jangan khawatir, kalo memang anda sudah mentok, anda bisa mencontek dari orang lain dan menyesuaikannya dengan tujuan yang ingin anda kunjungi. Namun tetap saja, membutuhkan sedikit improvisasi, karena bisa jadi rencana perjalanan atau itinerary orang tersebut tidak sesuai dengan beberapa tujuan yang hendak kita kunjungi.

Ada satu lagi cara bila anda benar-benar malas yaitu dengan menggunakan jasa third party seperti tour and travel organizer. Tinggal lihat, kemana saja tujuan mereka, kemudian sesuaikan dengan kebutuhan anda. Namun cara ini tentunya tidak ekonomis bila kita memandang dari sisi financial, tapi mau tidak mau, itu adalah harga yang harus anda bayar bila memang benar-benar malas menyelesaikan pekerjaan rumah anda, hehehe … [BEM]