Day I
13.30 – Terminal Pinang Baris, Medan.
Menumpang bus Pembangunan Semesta menuju Tangkahan. Untuk menuju Tangkahan, biasanya bus Pembangunan Semesta ini ada yang langsung (sampai Tangkahan), ada juga yang hanya sampai di Batang Serangan. Untuk trayek Medan-Batang Serangan, ongkosnya 10.000 rupiah per-orang. Sedangkan untuk trayek Medan-Tangkahan, ongkosnya 15.000 rupiah per-orang.
16.00 – Batang Serangan
Kebanyakan bus Pembangunan Semesta (FA. PS) yang berangkat dari Medan hanya akan menurunkan penumpangnya sampai disini. Bila kondisinya demikian, anda harus berganti bus yang bertitel Pembangunan Semesta juga.
Sebenarnya bus yang ada di Batang Serangan ini juga ber-trayek Medan-Tangkahan. Namun, karena jaraknya yang cukup jauh, sangat jarang sekali ada armada yang mau mengantarkan penumpang langsung dari terminal Pinang Baris sampai ke Tangkahan.
Bila anda diturunkan ditempat ini, ongkos yang harus dikeluarkan per-orangnya adalah 8.000 rupiah.
Sebagai tambahan, jumlah bus Pembangunan Semesta yang beroperasi melayani trayek Batang Serangan-Tangkahan dan sebaliknya hanya ada 3 buah. Waktu keberangkatan dari Tangkahan menuju Batang Serangan dibagi tiga, jam 5.00, 8.00, dan 14.00. Sedangkan waktu keberangkatan dari Batang Serangan menuju Tangkahan adalah, jam 8.30, 14.30, dan 16.30. Umumnya bus ini baru akan berangkat bila penumpang dianggap penuh.
17.34 – Wilayah Taman Nasional Resort 4 Besitang
17.45 – Sampai di kawasan ekowisata Tangkahan, Kecamatan Batang Serangan.
Sebelum memasuki kawasan wisata Tangkahan, anda diwajibkan melakukan registrasi di pos penjagaan yang terletak dekat dengan pemberhentian terakhir bus Pembangunan Semesta. Biaya registrasi per-orang adalah 7.500 rupiah. Setelah membayar biaya registrasi, biasanya anda akan dikenalkan kepada seorang guide yang akan memandu anda selama beraktifitas di Tangkahan ini.
Julukan mereka pun cukup keren, yaitu “Professor”. Julukan guyon yang umumnya ditujukan kepada setiap guide Tangkahan oleh para petugas pos penjagaan dan masyarakat sekitar.
Dekat dengan pos penjagaan ini pula, ada 2 buah air terjun, yaitu air terjun Gambir dan air terjun Garut. Ada juga lokasi pemandian air panas yang letaknya agak naik sedikit dibelakang pos retribusi Tangkahan.
18.25 – Sampai di campsite Tangkahan.
Campsite Tangkahan ini letaknya di seberang sungai Buluh. Karena tidak terdapat jembatan, maka anda harus menyeberanginya dengan berjalan kaki melintasi aliran sungai selebar 30 meter dengan arus beraliran sedang. Sebuah sungai dengan air yang cukup jernih dan dingin.
Sungai ini terbilang dangkal, dengan variasi variasi kedalaman mulai dari mata kaki hingga pangkal paha orang dewasa. Namun begitu, kehati-hatian tetap perlu diperhatikan. Karena, walaupun aliran airnya tidak terlalu deras, serakan bebatuan berlumut yang menjadi dasar sungai ini membuat “operasi” penyeberangan ini menjadi sulit dikarenakan sangat licinnya permukaan bebatuan tersebut.
Membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit berjalan kaki, dari pos registrasi untuk sampai di campsite ini.
Campsite ini terletak persis diseberang sungai Buluh dan dikaki bukit Tangkahan dengan hutannya yang masih lebat. Menurut kesaksian penjaga hutan, binatang seperti macan pun sesekali turun dari atas bukit kesekitar area campsite untuk minum disungai. Keren bukan? Anda tidak hanya akan melihat gajah, tapi juga macan, bila anda cukup “beruntung”, hehe.
18.45 – Mendirikan tenda
19.00 – selesai – Acara bebas
Day II
05.00 – Bangun pagi, Sholat, mandi/cuci muka, menikmati pagi disekitar campsite
08.00 – Sarapan pagi
09.00 – Persiapan Tubing
09.30 – Start Tubing
Tubing ini akan dimulai dari desa Namong Geltus untuk kemudian berakhir di desa Koala Gemoh. Biaya tubing per-orang, yaitu; 10.000 rupiah untuk menyewa ban dan 30.000 rupiah untuk menyewa guide.
Beberapa pilihan yang bisa diperhatikan selama aktifitas tubing, antar lain:
1. Berdoa. Sebelum dan sesudah aktifitas tubing berlangsung
2. Pastikan semua barang berharga anda bawa serta selama aktifitas tubing, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Bawalah dry bag. Bila tidak ada, bisa digantikan dengan kantong plastik yang agak tebal agar tidak gampang bocor, untuk menaruh barang-barang yang “anti” air.
4. Walaupun guide tubing menyediakan wadah plastik, bila memungkinkan, bawalah sendiri barang-barang berharga anda yang rentan benturan. Dan jagalah dengan baik.
5. Gunakan pakaian dengan tipe quick dry bila memungkinkan
6. Pakailah topi dan sunblock untuk menghalangi sinar matahari yang menyengat
7. Bawalah hanya kamera/handycam yang memiliki feature water resist dan anti-shock. Sebenarnya membawa kamera SLR pun tidak menjadi masalah, karena aliran air sungai yang bisa dibilang tenang, namun dengan melakukan hal ini, anda akan dituntut kehati-hatian ekstra. Pilihannya kembali kepada anda.
8. Bawa makanan ringan dan air minum, karena aktifitas ini bisa berlangsung hingga beberapa jam kedepan.
9. Gunakan sandal gunung, jangan sandal jepit, karena gampang terlepas dari telapak kaki anda kemudian hanyut.
10.40 – Mampir ke curug Lugur yang terletak di pinggir sungai Buluh
11.10 – Melanjutkan tubing menyusuri sungai Buluh
11.20 – Berenang-renang di pinggir sungai yang agak dalam (sekitar 1-2.5 meter)
12.00 – Selesai Tubing
Setelah selesai tubing, anda harus berjalan kaki selama kurang lebih 1 jam, melewati jalan setapak desa yang akan berakhir di pos registrasi Tangkahan. Dari pos registrasi ini, anda harus berjalan kaki kembali menuju campsite diseberang sungai Buluh.
13.30 – Sampai kembali di lokasi campsite
13.45 – Bilas/mandi, merapikan tenda, packing, double check barang-barang.
15.00 – Makan siang diwarung sebelah CRU Tangkahan.
Karena warung nasi ini terletak diseberang campsite, maka, anda harus menyeberangi kembali sungai Buluh ini, tapi bukan lewat jalur datang, melainkan jalur satunya lagi, yang agak kebelakang sedikit dari jalur datang.
Harga makanan diwarung ini relatif murah. Sebut saja, nasi putih plus telur dadar, hanya dihargai sekitar 7.000-an. Namun, untuk makanan yang agak sulit didapat, akan cenderung mahal, tapi masih dalam batas toleransi sebuah area wisata. So, jangan khawatir soal itu.
15.30 – Kembali ke Medan
Di akhir perjalanan ini ada 2 pilihan sebenarnya, yaitu, anda kembali ke Medan, atau melanjutkan keBukit Lawang.
Bila waktu anda cukup banyak, dan anda tidak berdomisili di Sumatra Utara dan sekitarnya, ada baiknya anda melanjutkan perjalanan menuju Bukit Lawang. Namun berdasarkan pengalaman pribadi, sensasi anti-klimaks akan anda rasakan manakala sampai di Bukit Lawang, karena keaslian wilayahnya sudah agak “tercemar” dengan bangunan-bangunan penginapan dan toko-toko, baik yang semi-permanen, maupun yang permanen dan karenanya pula membuat Bukit Lawang terkesan kumuh.
Jadi, bila Bukit Lawang dan Tangkahan masuk kedalam itinerary anda dalam satu trip, sebaiknya usahakanlah Bukit Lawang sebagai site yang pertama anda kunjungi, baru kemudian Tangkahan. Yah, save thebest for last -lah, kurang lebih.
Bila ternyata pada saat kembali ke Medan atau meneruskan ke Bukit Lawang tidak ada kendaraan umum, anda dapat menyewa mobil bak terbuka sejenis L300 dengan biaya sewa sebesar 500.000/mobil (tahun 2010). Atau bisa juga dengan menumpang ojek.
Khusus ojek ini. Untuk rute Tangkahan-Simpang Robert, ongkosnya 25.000 rupiah per-orang. Sedangkan untuk rute Tangkahan-Bukit Lawang, ongkosnya 125.000 rupiah per-orang, lebih mahal memang, karena jarak tempuhnya yang lebih jauh, mencapai sekitar 120 kilometer atau sekitar 2.5 jam perjalanan.
Tanyakanlah kepada petugas atau masyarakat di kawasan Tangkahan perihal kendaraan ini, karena umumnya mereka memiliki informasi mulai dari kendaraan siapa saja yang bisa disewa, hingga berapa contact number-nya. Dan pada akhirnya, salam backpacker. [BEM]
hei, i’ve arrived here. before, thanks for has came on my blog ya. Tangkahan memang keren ,mempesona, dan candu. setidaknya itu yang saya alami. sangat menyenangkan berada di sana, ikut menghirup udara yang belum ternoda, menikmati hijau daun, dan menunggangi gajah. greatfull ^_^
hehe, danke ya. terimakasih untuk berkunjung kesini dan kesana (baca: Tangkahan) ___serasa yang punya Tangkahan jadinya ^_^ … btw, tempat apa aja yang sudah kamu datangi dan serupa sama Tangkahan?
oh, iya, salam kenal ya ^^
yuk ngetrip ke tangkahan lg. biar jd guide saya selama di tangkahan 🙂
salam kenal yah
saya mau, tapi kondisi keuangan saya yang gak mau, atau kamu mau berbaik hati mungkin? hehehe.
oh, iya, salam kenal juga ya maria 😀
memungkinkan ga solo female travelling ke tangkahan? maklum bukan penduduk sumut. cuma kebetulan aja lg dpt tiket promo jkt-medan.
Wah, kalo soal memungkinkan. Itu sangat memungkinkan kok. kendalanya mungkin setelah 3/4 perjalan dari Medan ke Tangkahan. Kalo ngeliat dari pengalaman saya tempo hari, karena itu jaraknya yang lumayan jauh, dan ga setiap warga (sekitar Tangkahan) bepergian setiap hari, jadi bus yang saya tumpangin cuma mengangkut saya dengan 7 teman yang lainnya. Ga ada warga sekitar Tangkahan yang menumpang waktu itu. Plus, memang tujuan (awak) bus tersebut sekalian pulang ke Tangkahan, jadi kita bisa merasa tenang kalo busnya pasti sampai tujuan akhir kita, yaitu Tangkahan.
Khawatirnya cuma diturunin sembarangan kalo bus yang kita tumpangi itu sepi, dan awaknya pun ga bertanggung jawab (macem di Jakarta). Tapi saya kurang paham kebiasaan awak bus disana (Sumatera Utara). Berdasarkan pengalaman tempo hari, awak bus yang saya tumpangi ngasih tau terlebih dulu, kalo nanti ditengah jalan mereka akan meng-oper kita. Jadi saya punya persiapan mental setidak-tidaknya untuk menghadapi itu. Begitu kira-kira Maria. Btw, happy solo backpacking ya 😀 …