Berawal dari status seorang teman yang mengutarakan kejengkelannya karena repotnya meng “arrange” peserta dari satu trip yang diadakannya, saya jadi terpikirkan untuk menuliskannya mungkin ini yang disebut “kode etik” ngetrip bareng-bareng 😛
Tidak membatalkan keikutsertaan disaat-saat terakhir, karena ini sangat mempengaruhi jumlah share biaya yang akan ditanggung rekan-rekan yang lain (apalagi jika tripnya mengharuskan membayarkan dp terlebih dahulu untuk penginapan, sewa kapal atau yang lainnya). Sebisa mungkin carilah pengganti jika kita memang benar-benar akan membatalkan keikutsertaan di saat-saat terakhir, jika tidak dapat pengganti, ikutlah share paling tidak biaya yang digunakan untuk share yang sudah di bayarkan untuk dp.
Komplain. Seringkali masih ada teman yang komplain tentang buruknya suatu trip yang diikuti, acaranya gak asik, tempatnya gak bagus, transportasinya gak enak dan teman-temannya. Pernahkah terpikir bahwa trip ini adalah trip bersama yang kebetulan saja ada satu orang teman yang bersedia membantu untuk menjadi team leader-nya, bahkan semua biaya kita share bersama tanpa ada yang mendapatkan keuntungan lebih, jadi mengapa hanya biayanya saja kita “share” bersama, tentu saja kita juga harus berbagi semua kebahagiaan dan semua penderitaan dalam trip bukan? Kelak semua cerita sedih dan gembira itu menjadi bagian yang tidak dapat kita lupakan.
Menunggu. Janjian di satu meeting point adalah hal yang biasa dilakukan jika kita mengikuti trip dengan peserta dari berbagai belahan kota, jangan biarkan teman yang lain terlalu lama menunggu kita, karena mengakibatkan berubahnya seluruh itinerary yang sudah disusun. Tibalah tepat waktu, atau paling tidak berilah kabar jika terpaksa datang terlambat. Jangan biarkan teman-teman kita menunggu terlalu lama apalagi sampai berjam-jam *dan saya melakukan ini T.T maafkan yah teman, gak lagi deh.
Saling memahami.”Gak cocok acaranya nih mo misah aja ah”, hal yang normal dirasakan jika kita bepergian bersama-sama. Memang tidak mudah menyatukan sedemikian banyak keinginan dari masing-masing peserta. Disinilah dituntut kebesaran hati kita untuk bisa memahami satu dengan yang lainnya, ingat kita “jalan bareng” bukan ikut paket tour. Ini juga salah satu seninya dari nge-trip bareng bukan?
Semua cara perjalanan yang kita pilih ada konsekuensinya, memang percikan-percikan kecil sering kali terjadi dan tidak dapat dihindarkan, namun itu semua tidak akan ada artinya dengan kenangan-kenangan indah yang akan kita dapatkan. Travelling is not about the destination, it’s about the journey. Selamat jalan-jalan yah teman. [IKA]
Buat kemaren yg belom bisa ke Sumbing, padahal dah bermotto 2S (Sindoro Sumbing), berbesar hati, kan? 🙂
Next time lah yaw!
Bravo ^^
ini mkdnya gw yah.. kiluan oh kiluan..
jadi TL mesti sabar wie :p
betul betul betul!
ivaaannn apa kabar? kita udah gak pernah jalan bareng lagi niy 😦